Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omzet Turun, Pedagang Jamu: Orang Sudah Tak Peduli Corona

Kompas.com - 07/06/2020, 07:18 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Sempat menikmati lonjakan omzet yang tinggi di awal merebaknya pandemi virus corona (Covid-19), pedagang jamu kini mulai mengeluhkan penjualan yang semakin menurun.

Sumini, salah satu penjual jamu di Lapangan Baturan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, mengatakan omzet beberapa hari terakhir bahkan terkadang lebih rendah dibandingkan saat situasi normal sebelum corona.

"Sekarang orang enggan beli jamu, karena situasinya sedang sulit. Orang hemat uang buat beli apa pun, banyak juga orang berhenti bekerja dulu. Ini jahe botolan saja yang biasanya paling laris, sampai sekarang banyak yang belum laku-laku," ujar Sumini, Minggu (7/6/2020).

Saat awal geger virus corona, dia mengaku bisa mengantongi omzet hingga Rp 700.000 dalam sehari. Kini omzetnya turun hingga Rp 350.000 - 450.000 per hari.

Baca juga: Eksistensi Jamu Gendong di Tengah Pandemi Corona

"Pas corona juga jualannya dua jam sudah habis. Sekarang dari dagang 4 jam saja belum habis," ujar Sumini yang sudah dua tahun berjualan jamu dengan gerobak dorong tersebut.

Diungkapkannya, pembeli jamu kini sudah mulai terbiasa, bahkan sudah mulai tak terlalu peduli dengan pandemi virus corona.

"Turun drastis sekarang jualan jamu. Orang sudah tak peduli corona. Malah orang sekarang-sekarang lagi irit kalau bisa dibilang," kata dia.

Kendati begitu, harga empon-empon untuk bahan baku jamu di pasar berangsur sudah mulai turun, kecuali harga jahe merah yang saat ini masih dijual di harga Rp 70.000/kg.

Baca juga: Geger Corona, Penjual Wedang Jahe Susu Diserbu Pembeli

"Jahe merah masih Rp 70.000/kg, lalu jahe putih juga masih mahal Rp 35.000/kg. Kencur Rp 55.000/kg, temulawak murah sekarang Rp 7.000/kg, kunyit malah Rp 3.500/kg," ucap Sumini yang kulakan empon-empon setiap dua hari sekali di Pasar Legi, Kota Surakarta.

Corona disebutkan untungkan UMKM jamu

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki sempat mengatakan, pelaku UKM khususnya yang bergerak di sektor ramuan tradisional atau jamu justru diuntungkan.

Pasalnya, dengan merebaknya isu virus corona di Indonesia sejak beberapa waktu lalu, permintaan terhadap komoditas pangan untuk jamu terus meningkat.

"Sekarang kan produk herbal apalagi yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan seperti, jahe merah, minuman yang berbasis herbal lah, itukan sekarang permintaan pasarnya meningkat," tutur dia.

Selain itu, merebaknya virus Corona juga menguntungkan bagi pelaku UKM yang bergerak di sektor agrikultur. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap bahan untuk jamu.

Baca juga: Pengusaha Jamu Protes Satgas Lawan Covid-19 DPR Impor Jamu dari China

Menurut Teten, isu melonjaknya beberapa harga komoditas pangan akibat virus corona menjadi momentum yang tepat untuk mengkonsolidasikan para pelaku UKM dari berbagai sektor.

"Kita sekarang konsolidasi, karena masih banyak yang kita denger jahe dari daerah lain harganya masih rendah, atau herbal-herbal lainnya," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com