BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Gojek

Kembangkan Cloud Kitchen, GoFood Akselerasi UMKM Kuliner Indonesia

Kompas.com - 16/06/2020, 19:39 WIB
Sri Noviyanti,
Sheila Respati

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Pernahkah Anda membeli makanan yang hanya bisa dipesan lewat aplikasi layanan pesan-antar? Berbeda dengan restoran tradisional yang memiliki area untuk makan di tempat (dine-in), para wirausaha kuliner berbagi dapur yang disediakan oleh perusahaan layanan pesan-antar (delivery).

Model yang dimaksud dikenal dengan nama dapur satelit atau istilah kerennya, cloud kitchen. Melalui cloud kitchen, UMKM tetap menjadi pemilik atas bisnis tersebut tetapi mendapatkan bantuan teknologi dan fasilitas dapur dari para penyedia layanan delivery.

Di tempat penjual, adanya hanya dapur. Kalau pun ada bangku dan meja, itu hanya jadi tempat tunggu bagi para pengantar makanan (driver online) yang mendapat order makanan tersebut.

Konsep bisnis makanan seperti itu sebenarnya sudah populer saat ini dan telah diadopsi oleh banyak pelaku online food delivery di seluruh dunia. Biasanya, pelaku bisnis adalah perorangan yang menjual menu makanan dari rumah.

Untuk upaya pemasaran produk, mereka mendaftarkan bisnisnya bekerja sama dengan aplikasi layanan pesan antar makanan. Dengan bergabung di konsep cloud kitchen, UMKM yang baru memulai bisnis dapat menghemat biaya operasional yang biasanya banyak dibebankan pada komponen biaya pembelian peralatan dan sewa tempat di restoran tradisional.

Baca juga: Mengenal Konsep Cloud Kitchen yang Tengah Naik Daun...

Di New York, sejarah bisnis dapur satelit sudah dimulai sejak 2015. Penulis Alicia Kelso mengulasnya untuk Forbes, (29/5/2019). Ia bilang bahwa model bisnis ini lahir karena para pelaku usaha mempelajari pola dan peluang bisnis restoran.

Ada banyak pebisnis restoran gagal di tahun pertama beroperasional. Mereka harus gulung tikar setelah berinvestasi pada banyak hal. Di antaranya, sewa gedung tahunan, interior, perlengkapan dapur, peralatan makan, juga kelengkapan meja dan kursi.

Dengan konsep cloud kitchen, pebisnis dapat menghemat beberapa hal yang harus diinvestasikan. Misalnya, mereka tak perlu mengambil lokasi gedung strategis atau mendirikan bangunan resto stand alone yang berada di pinggir jalan karena harga sewa yang relatif mahal.

Mereka juga dapat menekan modal awal karena tak perlu menyiapkan pembelian meja dan kursi.

Baca juga: Gibran Rakabuming Ubah Restoran Jadi Cloud Kitchen di Masa Pandemi, Seperti Apa?

Pada pelaku bisnis kuliner skala kecil, model bisnis tersebut dapat dimanfaatkan sebagai langkah awal. Tak sedikit yang kemudian berhasil berekspansi dan akhirnya punya bisnis kuliner dengan skala lebih besar.

Cloud kitchen di Indonesia

Di Indonesia, istilah cloud kitchen mulai naik daun dalam kurang lebih satu tahun ke belakang. Gojek menjadi salah satu yang berinovasi di bidang ini.

“Sesuai dengan misi utama Gojek sebagai perusahaan anak bangsa, kami berkomitmen untuk memberikan solusi bagi tantangan dan kebutuhan sektor informal dan masyarakat,” ujar Chief

Food Officer Gojek Catherine Hindra Sutjahyo lewat keterangan tertulis yang diberikan pada Kompas.com, Senin (15/6/2020).

Catherine menjelaskan, lewat layanan cloud kitchen, pihaknya ingin membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di bidang kuliner untuk mempercepat pertumbuhan usahanya dengan skala yang lebih besar.

Baca juga: UMKM Kuliner Tumbuh Subur Berkat Jasa Pengantaran Online

Secara teknis operasional, dapur satelit yang dimaksud berbentuk layanan pesan antar terintegrasi dengan fitur GoFood dalam aplikasi Gojek dan dinamai dengan Rebel GoFood Kitchen.

Seperti namanya, cloud kitchen milik Gojek adalah hasil kerja sama GoFood dengan Rebel Foods sebagai perusahaan operator restoran satelit asal India. Di Indonesia, usaha kerja sama itu diberi nama PT Rebel GoFood Indonesia dan dikelola bersama-sama.

GoFood menggabungkan kemampuan memahami seluk-beluk UMKM di pasar lokal dengan memanfaatkan data untuk mengidentifikasi dan memetakan permintaan ragam kuliner oleh pelanggan di wilayah tertentu.

Bersama Rebel Foods sebagai operator restoran cloud kitchen dengan pengalaman panjang dan reputasi mendunia, GoFood siap untuk mengembangkan dampak sosial yang lebih besar bagi UMKM di Indonesia.

Baca juga: Selama PSBB di Tangerang, Gojek Perluas Layanan GoFood

Bagi pelanggan, keberadaan cloud kitchen jadi alternatif karena mereka menjadi lebih dekat dengan pilihan kuliner favoritnya.

Peluang bagi UMKM

Layanan Rebel GoFood Kitchen dapat dimanfaatkan oleh UMKM yang ada dalam ekosistem GoFood.

Pebisnis kuliner yang sudah jadi mitra, dapat menikmati berbagai benefit.
Pertama, mengurangi biaya sewa dan renovasi bangunan karena cloud kitchen sudah menyediakan dapur, kelengkapan infrastruktur, serta utilitas dasar, seperti drainase, saluran listrik, dan pipa gas yang siap digunakan.

Kedua, dapurnya berbasis delivery only atau fokus pada pengantaran. Ini juga dapat memangkas biaya operasional dibandingkan ketika membuka restoran konvensional.

Ketiga, mitra tak perlu membayar sewa di muka tiap tahun seperti ketika memutuskan untuk membuka restoran pada area komersial pada umumnya.

Seperti diketahui, biaya sewa tahunan biasanya menjadi beban biaya termahal bagi pelaku bisnis kuliner.

Baca juga: Viral Video Driver Gojek Lindungi Pesanan GoFood, Seperti Ini Kisahnya...

Keempat, mitra UMKM yang beroperasi dalam cloud kitchen juga dapat memberikan pelayanan yang lebih cepat. Dengan berfokus pada layanan pengantaran, waktu melayani konsumen menjadi lebih optimal. Melalui layanan yang prima, UMKM lebih mudah menumbuhkan loyalitas pelanggannya.

Kelima, mitra UMKM dapat memanfaatkan cloud kitchen untuk melakukan ekspansi ke wilayah lain sehingga menjadi lebih dekat dengan konsumennya. Bekerja sama dengan Gojek, lokasi dapur dan sistem pengantaran menjadi optimal.

Menanggapi kabar yang beredar tentang keberlanjutan bisnis UMKM kuliner Indonesia yang dapat tergerus akibat masuknya cloud kitchen, GoFood mengklarifikasi bahwa cloud kitchen justru menjadi solusi untuk mempercepat pertumbuhan UMKM kuliner dan bukan menjadi ancaman.

“Hingga saat ini, 27 lokasi cloud kitchen kami tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Medan dan 90 persennya merupakan UMKM yang sebelumnya telah menjadi bagian dari ekosistem GoFood,” ujar Catherine lagi.

Adapun seluruh karyawan di cloud kitchen, Catherine menjelaskan, merupakan karyawan dari mitra usaha mereka.

Kisah Sukses UMKM Kuliner bersama cloud kitchen

Martabak Pizza Orins adalah salah satu mitra merchant GoFood yang telah berekspansi dan mengembangkan bisnisnya sejak bergabung dengan cloud kitchen GoFood di bulan November 2019.

Baca juga: Tips Sukses Jalankan Bisnis Kuliner Saat New Normal

Cerita sukses mengenai pengalamannya dibagi oleh Business Manager Martabak Pizza Orins, Kevin.

“Salah satu cita-cita kami adalah mengembangkan bisnis hingga ke kota lain selain Jabodetabek, dan itu akhirnya tercapai sejak bergabung dengan cloud kitchen GoFood.

Sebelumnya kami telah mencoba membuka cabang sendiri, tapi hasilnya kurang maksimal, karena kurang memahami kebutuhan konsumen di daerah tersebut,” ujar Kevin.

Mereka percaya, cloud kitchen milik GoFood lebih memahami kebutuhan konsumen di berbagai daerah. Hal ini yang akhirnya membantu resto mereka melakukan ekspansi.

“Kami juga terbantu untuk hal-hal operasional seperti survei tempat, mencari lokasi strategis, survei bangunan, semuanya sudah dilakukan dan disediakan oleh GoFood cloud kitchen. Sejak bergabung dengan Rebel GoFood Kitchen kami telah membuka 13 cabang baru, dan ini akan terus menjadi salah satu strategi ekspansi kami ke depannya,” terangnya.

Menyambung hal itu, ia juga menuturkan apresiasi tujuan Gojek atas keberadaan cloud kitchen.

Baca juga: 4 Prediksi Perubahan Bisnis Kuliner di Era New Normal
“Gojek percaya melalui kemitraan strategis dengan berbagai pihak, kami dapat selalu menciptakan dampak sosial yang lebih luas kepada mitra UMKM kuliner sekaligus menjadi andalan masyarakat dalam pengalaman berkuliner yang menyenangkan,” ujarnya.

Sebelumnya, lembaga riset Nielsen memaparkan penelitian mengenai bisnis pesan antar makanan berbasis aplikasi pada September 2019.

Riset itu menelusuri tren dan perilaku konsumen terhadap layanan pesan antar makanan berbasis aplikasi di Tanah Air.

Hasilnya, 58 persen dari 1.000 orang koresponden yang berasal dari kota-kota besar di Indonesia, menyatakan telah memanfaatkan layanan pesan antar makanan berbasis aplikasi.

Mereka yang memanfaatkan layanan itu mengaku, memesan makanan secara online melalui aplikasi setidaknya 2,6 kali dalam satu minggu.

Tren dan pola pelanggan tersebut bisa menjadi peluang mitra UMKM di bidang kuliner untuk memanfaatkan fasilitas cloud kitchen milik Gojek.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com