Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei MarkPlus: Selama Pandemi Masyarakat Tertarik Gunakan Multifinance

Kompas.com - 16/06/2020, 20:16 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama masa pandemi banyak masyarakat yang tertarik pada produk-produk multifinance. Hal itu tercatat dalam survei yang dilakukan oleh MarkPlus Inc.

Senior Associate MarkPlus Inc Irfan Setiawan mengatakan dari hasil surveinya tercatat ada 13 persen yang menggunakan produk pembiayaan sebelum adanya Covid-19. Ketika pandemi mulai muncul, ada 39 persen yang menggunakan produk multifinance.

Sementara itu, 48 persennya lagi masih memiliki intensi untuk melakukan pengajuan pinjaman produk multifinance.

Baca juga: Perusahaan Multifinance Naikkan DP Kredit Kendaraan

"Hasil survei ini menunjukkan adanya ketertarikan publik terhadap produk multifinance yang cukup tinggi di masa pandemi," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (16/6/2020).

Selain itu, Irfan juga menyebut, produk multifinance yang banyak diakses oleh nasabah didominasi oleh pemanfaatan dana tunai sebesar 47,3 persen, leasing kendaraan bermotor sebanyak 31,9 persen dan juga pembiayaan produk-produk rumah tangga.

Sementara untuk mencari informasi mengenai produk multifinance ada 25 persen responden yang memanfaatkan fitur online chat serta mengunduh aplikasi multifinance melalui smartphone dan 36,4 persen yang memilih menelusuri dari website, media sosial hingga yang mendatangi kantor cabang.

Baca juga: Cegah Persaingan Antar "Multifinance," OJK Atur Batasan Komisi Diler

Irfan juga mengatakan ada 61 persen yang melakukan pengajuan melalui media digital berbasis website atau aplikasi. Kemudian 37 persen lainnya tertarik terhadap kerjasama dari perusahaan pembiayaan yang bisa digunakan pada e-commerce.

"Kerjasama ini juga dianggap dapat menguntungkan mereka ketika melakukan belanja online," jelasnya.

Melihat hal ini Irfan juga menyebut seharusnya perusahaan pembiayaan bisa memanfaatkan momentum ini untuk memanfaatkan peluang dengan mengembangkan fasilitas pengajuan secara online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Whats New
Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com