Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenkeu: Kami Janji Utang Dipakai Seefisien Mungkin, Tidak untuk Foya-foya

Kompas.com - 18/06/2020, 18:31 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Besarnya pembiayaan dampak corona virus disease 2019 (Covid-19) terhadap kesehatan, sosial, dan ekonomi mengharuskan pemerintah untuk berutang. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pemerintah akan menjaga utang Indonesia tetap dalam kondisi sehat di tahun ini.

Suahasil menyampaikan kondisi ekonomi saat ini mengharuskan pemerintah berutang lebih banyak, sebab defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 naik dari batas 3 persen menjadi 6,34 persem terhadap produk domestik bruto (PDB). Alasannya, dalam situasi pandemi Covid-19 aktivitas ekonomi yang meredup buat penerimaan negara loyo.

Maklum, pemerintah membutuhkan uang sebanyak Rp 694,2 trilun untuk biaya penanganan Covid-19. Anggaran tersebut diperuntukkan bagi sektor kesehatan Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial sebesar Rp 203,9 triliun, insentif usaha senilai Rp 120,61 triliun, UMKM sebesar Rp 123,36 triliun, pembiayaan korporasi sejumlah Rp 53,57 triliun, dan sektoral kementerian/lembaga dan Pemda yakni Rp 106,11 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani: Pemerintah Berharap Perekonomian 2020 Tidak Merosot Tajam

Kendati demikian, Suahasil menegaskan utang pemerintah di tahun ini masih sehat sebab rasio utang masih berasa di level 30 persen dari PDB, masih jauh dari batas yang ditetapkan oleh Undang-Undang (UU) Keuangan di level 60 persen dari PDB. Dia bilang, kondisi saat ini jauh lebih baik dibanding krisis moneter pada 1998, di mana ratio utang hampir 100 persen dari PDB.

“Kami janji utang akan dipakai seefisien mungkin, tidak (untuk) kita foya-foyakan. Ini untuk kepentingan masyarakat dan anak bangsa,” ujar Suahasil dalam seminar daring Syita Talk Menjaga Pemulihan Ekonomi Kini dan Nanti, Kamis (19/6).

Oleh karena itu, instrumen fiskal dibuat lebih fleksibel sampai dengan akhir tahun ini.

Suahasil bilang, fleksibilitas ini terjadi karena tidak ada yang tahu pandemi Covid-19 berapa lama, meski kegiatan ekonomi dan soial sudah berjalan dengan protokol yang baik, tapi tidak tahu kapan pandemi corona ini akan selesai. Makanya dibutuhkan anggaran lebih, padahal sebelum pandemi pemerintah sudah menetapkan pagu APBN 2020.

Baca juga: KKP Soal Budidaya Lobster: Masyarakat Lokal Harus Dapat Porsi Besar

Wamenkeu menjelaskan dalam kondisi normal dengan defisit di bawah 3% dari PDB, pemerintah sudah cukup mengandalkan investor dalam dan luar negeri. Namun, seiring berjalannya defisit APBN 2020 yang kian membengkak, maka tidak hanya berpegangan pada dua sumber utang itu, pemerintah akan mengeluarkan surat utang yang dibeli oleh Bank Indonesia (BI).

“Karena kita tahu kemampuan investor dalam negeri. Kalau ke luar negeri kita menjadi sangat rentan. Investor luar negeri bisa bilang Indonesia butuh utang, bunganya naikin dulu baru saya mau utangin kamu. Nah karena itu, di dunia ini di semua negara dipikirkan cara lain, bisa tidak bank sentral membeli surat utang pemerintah, bahkan surat utang korporasi,” ujar dia. (Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi)

Baca juga: Pemerintah Sebut 500 TKA Asal China Tenaga Ahli Mesin dan Teknisi

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Banyak tarik utang baru, Wamenkeu: Bukan untuk foya-foya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com