Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boikot Ponsel China di India: Mudah Diucapkan, Sulit Dilakukan

Kompas.com - 22/06/2020, 07:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Publik di India meluapkan kemarahannya atas ketegangan di perbatasan dengan menyerukan boikot produk buatan China. Salah satu barang China yang jadi sasaran boikot yang paling nyaring digaungkan adalah ponsel pintar (smartphone).

Tak cuma boikot produk made in China, Pemerintah India juga tengah mewacanakan perang dagang dengan China. Pemerintah New Delhi berencana memberlakukan hambatan perdagangan yang lebih tinggi dan menaikkan bea impor pada sekitar 300 produk dari China.

Boikot produk seperti smartphone bisa dipahami, mengingat India jadi pasar penting produsen-produsen ponsel asal Negeri Tirai Bambu.

Empat dari lima merek ponsel yang penjualannya paling laris di India berasal dari China. Samsung yang berasal dari Korea Selatan menjadi satu-satunya merek non-China yang berada di urutan 5 besar tersebut.

Baca juga: India Bukan Tandingan China dalam Perang Dagang

Direktur Riset Canalys Rushabh Doshi mengatakan, memboikot produk China terutama smartphone sangat mudah diucapkan, tetapi bakal sulit dilakukan.

Menurut dia, sentimen anti-produk China hanya akan bertahan beberapa minggu. Ini lantaran konsumen ponsel di India tak memiliki banyak opsi. Memilih merek ponsel lain sama saja harus membayar harga lebih mahal dengan kualitas yang belum tentu sebaik produk China.

"Dalam jangka pendek, tidak akan ada dampak apa pun karena orang harus membeli ponsel. Di sisi lain mayoritas, ponsel di pasar itu berasal dari China," kata Doshi, seperti dikutip Indian Express, Senin (22/6/2020).

Sentimen anti-produk China sebenarnya bukan hal baru di India. Kendati begitu, penetrasi pembuat ponsel asal China terus menguat, menjangkau konsumen semua umur di India, dari kelas miskin hingga masyarakat kelas atas pengguna ponsel premium.

Baca juga: Kemarahan Warga India dan Sulitnya Melepas Ketergantungan HP China

Setali tiga uang, Direktur Riset IDC India, Navkendar Singh, sependapat bahwa konsumen di India tak miliki banyak opsi jika memilih untuk tidak membeli ponsel pintar besutan perusahaan-perusahaan China.

Harga yang murah tetapi dengan spesifikasi mumpuni membuat smartphone dari pabrikan China sulit tergantikan posisinya di India, terutama di kalangan masyarakat menengah dan menengah ke bawah.

"Dari sudut pandang konsumen, ini adalah hal yang wajar, dan perusahaan-perusahaan smartphone asal China telah berhasil memenuhi itu," ujar Singh.

Singh tak setuju dengan seruan boikot produk China setelah pecah konflik di perbatasan kedua negara. Meski bisa berdampak langsung bagi pendapatan perusahaan ponsel China, hal itu tak akan berlangsung lama.

Baca juga: Menlu Jerman Desak India dan China Deeskalasi Militer di Perbatasan

Sebaliknya, boikot ponsel China malah bisa merugikan ekonomi nasional India, mengingat ponsel China juga sebenarnya banyak diproduksi di pabrik-pabrik lokal di India. Fasilitas-fasilitas research and development (R & D) teknologi smartphone pabrikan China juga banyak dibangun di India.

India baru-baru ini dinobatkan sebagai negara produsen ponsel terbesar kedua di dunia dengan 200 pabrik manufaktur pembuat ponsel dan pendukung rantai pasoknya yang beroperasi di negara tersebut.

Menteri Elektronik dan Teknologi Informasi India Ravi Shankar Prasad mengatakan, India mengekspor 36 juta unit smartphone sepanjang tahun 2020. Memboikot ponsel China sama saja mengundang bencana ekonomi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com