Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TikTok Jadi Sasaran Boikot di India

Kompas.com - 22/06/2020, 17:56 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Konflik perbatasan yang menewaskan 20 tentara India memicu kemarahan publik di negara itu. Seruan boikot produk China semakin nyaring di seantero negeri.

Salah satu yang disasar yakni aplikasi jejaring sosial video sharing milik konglomerat asal China Zhang Yiming dan perusahaannya, ByteDance.

Menteri Persatuan India, Ramdas Athwale, telah meminta pelarangan aplikasi TikTok sebagai bagian dari sanksi ekonomi yang menyasar perusahaan-perusahaan asal Negeri Tirai Bambu.

"Orang-orang di India menggunakan TikTok yang hanya memberikan untung untuk China. Hentikan TikTok untuk memberikan dampak ekonomi pada China. Saya dengan rendah hati meminta semua warga India untuk memboikot TikTok," tegas Athwale dikutip dari India TV, Senin (22/6/2020).

Baca juga: Boikot Ponsel China di India: Mudah Diucapkan, Sulit Dilakukan

Pasca-bentrokan berdarah yang menewaskan 20 tentara India, publik India menyerukan boikot pada produk buatan China. Wacana memulai perang dagang dengan China juga mulai dibahas.

Kemarahan terhadap China di berbagai kota dilakukan dengan membakar bendera dan barang buatan China di jalanan.

Di lini masa, tagar #BoycottChineseProducts juga jadi trending di India. Sebagian besar warganet India mendesak aksi boikot barang made in China.

Athwale sebelumnya juga meminta masyarakat tak pergi ke restoran yang menjual makanan China tanpa pengecualian, meski pemiliknya maupun kokinya adalah seorang warga negara India. Seruan boikot juga menggema untuk mencegah warga India membeli barang elektronik dari pabrikan China.

Baca juga: India Bukan Tandingan China dalam Perang Dagang

Kendati demikian, memboikot produk China di India dianggap banyak kalangan malah akan merugikan ekonomi nasional negara itu. Ini karena India begitu bergantung pada barang impor dari Tiongkok.

Sepanjang tahun 2019-2020, perdagangan dengan China berkontribusi sebesar 10,6 persen dari seluruh neraca perdagangan India, atau yang terbesar kedua setelah perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Sebaliknya bagi China, perdagangan dengan India hanya menyumbang 2,1 persen, sehingga tak terlalu siginifikan pengaruhnya bagi China.

Selama bertahun-tahun India juga memandang, China sebagai patner dagang vital. Sebaliknya bagi China, India tak memegang peran terlalu siginifikan dan komoditas impor dari India masih bisa digantikan negara lain.

Menurut data United National Conference on Trade and Development (UNCTAD) di tahun 2018, sebesar 15,3 persen barang impor yang ada di India berasal dari China. Sementara barang impor di China yang didatangkan dari India hanya sebesar 5,1 persen.

Baca juga: Kemarahan Warga India dan Sulitnya Melepas Ketergantungan HP China

Dilansir dari Timesoft India, menabuh genderang perang dagang dengan China malah akan jadi bencana pada ekonomi India. Apalagi, negara ini sangat bergantung pada China untuk rantai pasok global, salah satunya pasokan bahan kimia untuk bahan baku industri obat yang harus dibeli dari China.

India selama ini dikenal sebagai salah satu produsen farmasi terbesar dunia. Kekurangan bahan baku dari China bisa membuat ekspor obat India anjlok.

Selain itu, New Delhi ini juga tak bisa lepas dari investasi China. Perang dagang dengan Beijing, tentu bisa membuat investasi luar negeri di India merosot.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com