Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi RI Diprediksi Terkontraksi 5,1 Persen di Kuartal II 2020

Kompas.com - 03/07/2020, 14:30 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) Adrian Panggabean memprediksi pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II 2020 terkontraksi hingga 5,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Angka itu merupakan revisi dari prediksi sebelumnya, yakni terkontraksi sebesar 1 persen secara tahunan (yoy).

"Dengan proyeksi tersebut, maka pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 secara keseluruhan (full-year) juga direvisi dari 1,8 persen (yoy) menjadi 0,1 persen (yoy)," kata Adrian dalam laporannya, Jumat (3/7/2020).

Baca juga: BI: Indikator Ekonomi Membaik, RI Tak Akan Resesi Dalam Waktu Dekat

Adrian menuturkan, pertumbuhan ekonomi 0,1 persen sepanjang 2020 didasarkan pada asumsi bahwa pemerintah berhasil secara efektif mendorong perekonomian lewat stimulus fiskal di semester II 2020.

Asumsi lainnya, pemerintah berhasil merealisasikan target defisit fiskal mencapai paling tidak 5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Karena dorongan fiskal yang efektif sangat penting agar potensi pertumbuhan ekonomi di semester kedua dapat tetap berada pada zona yang positif,” ungkapnya.

Pertimbangan penting lainnya yang mendasari revisi pertumbuhan PDB Indonesia adalah volume perdagangan global. Dalam prediksi yang dirilis bulan April 2020, Adrian mendasarkan dinamika ekspor-impor pada view bahwa volume perdagangan dunia akan kembali ke level tahun 2016.

Namun perkembangan data terakhir mengindikasikan, volume perdagangan global di tahun 2020 akan mendekati level di tahun 2017.

Baca juga: Bank Dunia: Akibat Pandemi, Ekonomi Global Bakal Alami Resesi Terburuk dalam 80 Tahun Terakhir

“Di pasar aset, nampaknya kinerja aset obligasi negara akan tetap outperform dari aset saham. Hal ini lebih dipengaruhi oleh terjadinya perubahan perilaku investor terkait kecenderungan belanja, menabung, dan risk appetite,” ungkapnya.

Selanjutnya, Adrian juga merevisi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Dia merevisi nilai tukar rupiah menguat ke level Rp 14.550 dari rata-rata tahunan Rp 15.625.

Penyebabnya karena perubahan pandangannya terhadap USD Index. Dia melihat, ada potensi pelemahan indeks dollar AS akibat masifnya intervensi bank sentral The Fed yang mendorong pelemahan.

"Di balik asumsi ini adalah view kami bahwa kurs mata uang yuan (CNY) akan dijaga stabil oleh People's Bank of China (PBoC) di kisaran 7,04-7,07 per dollar AS,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com