Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kata Buwas Soal Rencana Erick Thohir Bikin BUMN Klaster Pangan?

Kompas.com - 14/07/2020, 14:51 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membentuk BUMN klaster pangan.

BUMN klaster pangan ini menggabungkan Perum Bulog, PT Perkebunanan Nusantara (Persero) atau PTPN dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI.

Menanggapi rencana tersebut, Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, pembentukan BUMN klaster pangan diyakini dapat meningkatkan sinergi antar perusahaan pelat merah tersebut. Sehingga koordinasi distribusi pangan bisa menjadi lebih baik.

Baca juga: Soal Ancaman Krisis Pangan Dunia, Buwas: Jangan Terlalu Khawatir

"Jadi Ini sudah disiapkan bagaimana BUMN klaster pangan ini menangani bidang pangan. Insya Allah dengan ini kita akan bersinergi," ungkapnya dalam acara diskusi virtual Market Review IDX Channel, Selasa (14/7/2020).

Menurut Buwas, ke depan BUMN klaster pangan bisa memastikan pasokan komoditas pangan mulai dari beras, ubi, jagung, kedelai, daging ayam, sapi, kerbau, hingga bawang menjadi satu pintu, tidak lagi tersebar luas di sejumlah BUMN seperti yang terjadi saat ini.

"Itu semua akan ditangani oleh klaster pangan, sehingga tidak seperti sekarang yang masih tersebar sangat lebar. Nanti jadi klaster-klaster yang bersinergi dan berrkoordinasi dengan bagus. Saya kira ke depan akan terkoordinasi dengan baik," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung pembentukan BUMN klaster pangan sejak Mei 2020 lalu. Menurutnya, rencana penggabungan perusahaan pelat merah tersebut berawal dari tinggi harga gula.

Baca juga: Presiden Instruksikan Bangun Lumbung Pangan di Kalteng, Begini Respons Mentan SYL

Ia bilang, mahalnya harga gula di pasar bukan karena distribusi yang tidak lancar, namun karena telatnya kedatangan impor gula. Erick lantas menyoroti impor yang masih menjadi masalah di bidang pangan.

"Sama seperti industri kesehatan, impor juga menjadi masalah krusial di industri pangan, dimana kita masih bergantung pada asing, hal ini perlu direformasi untuk memastikan ketahanan pangan di Indonesia," kata Erick.

Ia menjelaskan, saat ini BUMN memiliki 130.000 hektare tanah dibawah PTPN. Lalu, 140.000 lahan dimiliki oleh rakyat yang dikelola BUMN.

Lahan seluas itu seharusnya dapat menyeimbangkan kebutuhan 3.5 juta ton gula di Indonesia. Sebanyak 36 persen di antaranya dipenuhi oleh swasta dan 800.000-900.000 ton dipenuhi oleh impor.

“Dengan penggabungan klaster pangan ini, kami yakin BUMN dapat mengurangi impor dan ke depannya bisa mewujudkan ketahanan pangan menuju Indonesia Emas tahun 2045," tutup Erick.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com