Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Bersih BCA Turun 4,8 Persen di Semester I 2020

Kompas.com - 27/07/2020, 16:38 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melaporkan penurunan laba bersih di tengah pandemi Covid-19 pada semester I 2020.

Laba bersih BCA pada semester I 2020 sekitar Rp 12,2 triliun secara tahunan (year on year/yoy), turun sekitar 4,8 persen dari Rp 12,9 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, penurunan laba dipengaruhi oleh peningkatan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sekitar Rp 6,5 triliun selama semester I 2020. Adapun CKPN tertinggi pada kuartal II 2020 mencapai 5,6 triliun.

Baca juga: Nasabah BCA Borong ORI017 Online Rp 4,5 Triliun

"Kita banyak melakukan adjustment. Kita harus persiapkan pencadangan yang cukup karena enggak mau kaget-kaget. Kita siapkan CKPN yang memadai, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan ke depan. Kita tidak melupakan pencadangan, sesuai dengan kemampuan," kata Jahja dalam konferensi video, Senin (27/7/2020).

Selain laba, pandemi Covid-19 juga berdampak pada pertumbuhan kredit bank bersandi saham BBCA ini.

Selama semester I 2020, permintaan kredit lebih rendah meski masih tumbuh 5,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 595,1 triliun.

Pertumbuhan kredit itu ditopang oleh kredit korporasi. Tercatat, BBCA membukukan kredit korporasi sebesar Rp 257,9 triliun atau meningkat 17,7 persen (yoy), sedangkan kredit komersial dan UKM turun 0,9 persen (yoy) menjadi Rp 184,6 triliun.

Baca juga: Kapitalisasi Pasar BCA Melonjak 30 Persen dalam 7 Pekan

Pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3 persen menjadi Rp 91 triliun (yoy) dan KKB turun 18,6 persen menjadi Rp 10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik. Total portofolio kredit konsumer turun 5,1 persen (yoy) menjadi Rp 146,9 triliun.

"Permintaan kredit baru yang ekstrem (menurun) itu kendaraan bermotor. Kalau normal Rp 2,5 triliun sampai Rp 3 triliun per bulan. Kemarin drop sampai titik nadir Rp 200 miliar sampai Rp 300 miliar," kata Jahja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com