Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Masalah Utama yang Sering Dihadapi Pebisnis Sektor Makanan dan Minuman

Kompas.com - 28/07/2020, 17:50 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - CEO Digitarasa Arnold Poernomo mengatakan, ada tiga permasalahan utama yang sering dihadapi oleh para pebisnis sektor makanan dan minuman di Indonesia.

Ia menyebut, ketiga permasalahan ini berpengaruh besar pada pengembangan bisnisnya.

Permasalahan pertama, kata dia, adalah terjebak dalam model bisnis konvensional dan tidak dapat menemukan target. Arnold menjelaskan faktor ini memang hal yang paling sering dikeluhkan oleh para pebisnis, apalagi pebisnis yang mencoba membuka usahanya hanya bermodalkan hobi.

Baca juga: Catat, Cara Mantap Dapatkan Penghasilan Tambahan dari Bisnis Makanan Rumahan

"Jadi ketika orang membuka usaha dengan modal hobi saja, pasti mereka banyak yang tidak mengerti bagaimana membuka bisnis di marketplace. Sama halnya dengan orang tua saya dahulu, yang asal membuka restoran saja, tapi ketika ditanya kenapa buka restaurant jawabannya tidak tahu kenapa," ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (28/7/2020).

Permasalahan yang kedua adalah pengetahuan yang minim. Arnold juga menjelaskan masih banyak para pebisnis yang membuka usahanya dengan pengetahuan yang minim dalam mengembangkan operasi bisnis yang lebih baik.

Ketika seseorang mencoba membuka bisnis dengan kondisi pengetahuan yang minim, kata dia, maka usaha yang dijalankan pun akan merasa kesulitan untuk berkembang.

"Untuk itu para pebisnis didorong untuk mau mengikuti kelas-kelas seperti webinar tentang cara mengembangkan usaha. Misalnya saja seperti mengikuti pelatihan Digitarasa yang diselenggarakan oleh GoFood, cara ini bisa memberikan para pebisnis ilmu-ilmu yang tentu sangat bermanfaat dalam mengembangkan usaha mereka," katanya.

Baca juga: Pagebluk Corona, Industri Logam dan Makanan Catatkan Ekspor Signifikan

Lalu permasalahan yang ketiga yang paling sering ditemukan adalah sulitnya menemukan mitra yang tepat.

Arnold berpendapat apabila pebisnis bisa mendapatkan mitra yang tepat untuk mengembangkan bisnis, otomatis bisnis yang dijalankan pun dipercaya bisa berdiri secara sustainable.

Ia pun mengakui, memang mendapatkan mitra yang tepat itu sedikit sulit, tapi ketika sudah berhasil mendapatkan partner yang benar-benar tepat, bisa sangat berpengaruh pada perkembangan bisnis yang dijalankan.

"Selain itu pula, dengan menemukan partner yang tepat, kita juga bisa menjangkau lebih banyak pelanggan kita," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com