Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahan Bakar Fosil Masih Dominan, Apakah Target EBT 23 Persen Tahun 2025 Akan Tercapai?

Kompas.com - 29/07/2020, 21:50 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah fokus menggenjot pengembangan penggunaan energi baru terbarukan (EBT), agar dapat mencapai target bauran 23 persen pada tahun 2025. Hal tersebut sesuai dengan target pemerintah yang tercantum di dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Namun demikian, pengembangan EBT masih mengalami hambatan. Salah satunya diakibatkan masih dominannya produksi dan penggunaan bahan bakar jenis fosil.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, mengakui, sampai dengan saat ini bauran EBT masih lebih rendah dibandingkan bauran energi lainnya. Bahkan, pada akhir tahun lalu, realisasi bauran EBT baru mencapai 9,15 persen.

"Memang di tahun 2019 ini baru mencapai 9,15 persen, dari target 12 persen EBT. Karena penggunaan energi fosil kita maish dominan, terutama batu bara, minyak, dan gas," katanya, Rabu (29/7/2020).

Baca juga: Kementerian ESDM Beberkan Alasan Pentingnya Perpres EBT

Bahkan, pada saat harga minyak dunia berada di level rendah beberapa bulan lalu, akibat dari pandemi Covid-19, dinilai Djoko sebagai salah satu penghambat pengembangan EBT.

"Memang karena pada saat energi fosil murah, minyak murah, hingga harga minus, ini berat untuk mengembangkan EBT," ujarnya.

Kendati demikian, Djoko mengaku optimistis target bauran EBT 23 persen pada 2025 dapat direalisasi. Hal tersebut terefleksikan dengan terus meningkatnya realisasi bauran EBT dari waktu ke waktu.

Untuk pengembangan bahan bakar mesin berbasiskan EBT, Djoko mengklaim, progresnya sudah cukup baik.

"Contoh untuk B30 itu kita melebihi target. Sebetulnya target di 2020 belum mencapai B30, tapi kita sudah mencapai itu," kata dia.

Baca juga: Kementerian ESDM: Hingga Mei 2020, Bauran EBT Capai 14,2 Persen

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com