Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Klaim Obat Covid-19, YLKI Minta Pemerintah Lakukan ini

Kompas.com - 10/08/2020, 14:23 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Klaim obat Covid-19 marak terjadi di tanah air. Bahkan, beberapa waktu lalu masyarakat dihebohkan dengan seorang bernama, Hadi Pranoto, yang mengatakan, dirinya sudah menemukan obat herbal Covid-19.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengatakan, perlu ada langkah-langkah yang dilakukan pemerintah guna mengatasi hal tersebut.

Pertama, pemerintah diminta untuk memperbaharui politik manajemen penanganan wabah melalui instrumen kebijakan.

Baca juga: Kemenaker: 2,14 Juta Pekerja Terdampak Covid-19, Paling Banyak di Jabar

Pasalnya, di tengah penyebaran Covid-19 yang masih tinggi, pemerintah dinilai sudah terlalu fokus terhadap pemulihan ekonomi. Hal ini justru mengakibatkan jumlah positif Covid-19 terus bertambah, namun pada saat bersamaan, perekonomian nasional juga mengalami penurunan yang dalam.

"Terlalu terkungkung dengan persoalan ekonomi, wabahnya makin luas dan ekonominya jeblok. Harus fokus pada masalah penanganan pandemi," ujar Tulus, dalam konferensi pers virtual, Senin (10/8/2020).

Kemudian, Tulus juga mendorong Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan literasi masyarakat terkait obat dan herbal.

Tulus mengaku khawatir masyarakat dapat mengkonsumsi obat yang belum teregistrasi di BPOM tanpa tahu kandungan zat yang ada di dalamnya.

"Yang sering terjadi obat-obat itu karena belum teregistrasi bpom dicampur dengan obat kimia," ujarnya.

Terakhir, pemerintah diminta untuk menciptakan hukum yang konsisten, berkelanjutan, dan terintegrasi sampai sisi hulu khususnya penegakan melalui platform online.

"Karena sekarang marak media sosial, maka BPOM harus bersinergi dengan plaform djgital, memasarakan itu, atau lewat Kominfo, iklan-iklan liar harus ditakedown, adu kuat melindungi konsumen dari klaim-klaim yang abal-abal," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com