Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Bos Garuda Mengaku Iri dengan Maskapai Asal Singapura....

Kompas.com - 14/08/2020, 06:38 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan memberikan dana talangan sebesar Rp 8,5 triliun kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Kendati demikian, Direktur Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku iri dengan maskapai asal Singapura, Singapore Airlines.

Pasalnya, Singapore Airlines mendapatkan dana talangan yang jauh lebih besar dari pemerintah-nya, yakni sebesar 11,5 miliar dollar Singapura, atau stars Rp 124,2 triliun (asumsi kurs Rp 10.800 per dollar Singapura).

Baca juga: Rugi Rp 10 Triliun, Bos Garuda Optimis Bisa Bangkit dari Keterpurukan

“Kadang-kadang memang cukup iri, misalnya melihat Singapore Airlines. Mungkin teman-teman executive Singapore Airlines baru duduk, baru menganalisa dampak pandemi Covid, tiba-tiba pemerintahnya bilang I'll give you 11,5 miliar dollar Singapura,” tuturnya, dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (13/8/2020).

Bukan hanya itu, jika dibandingkan dengan total anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN), nominal dana talangan yang diterima maskapai plat merah tersebut, tidak terlalu signifikan.

“Rp 8,5 triliun yang akan dipinjamkan ke Garuda, termasuk Rp 650 trilliun dana APBN yang dikhususkan penangan Covid dan pemulihan ekonomi nasional. Jadi Rp 8,5 trilliun dari satu sisi besar, tapi overall tidak terlalu besar,” katanya.

Lebih lanjut, Irfan juga menyoroti dana talangan yang masih belum bisa dicairkan. Sebab, untuk pencairan dana talangan tersebut memerlukan berbagai rangkaian proses administrasi pemerintah.

Baca juga: Rugi Rp 10 Triliun di Semester I, Ini yang Dilakukan Garuda untuk Perbaiki Kinerja

“Kita mungkin akan dapat 600 juta dollar AS dana talangan dari pemeringah Indonesia, klasifikasinya masih Insya Allah, belum alhamdulillah,” tuturnya.

Sebagai informasi, pemerintah dan DPR RI sepakat untuk memberikan dana talangan dalam bentuk mandatory convertible bond (MCB) atau obligasi wajib konversi kepada dua BUMN, sebesar Rp 11,5 triliun.

Rinciannya, sebesar Rp 8,5 triliun akan diberikan kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Rp 3 triliun PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com