JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membandingkan kinerja perekonomian Indonesia dengan beberapa negara lain.
Menurut Airlangga, meski terkontraksi atau tumbuh negatif 5,32 persen pada kuartal II tahun ini, kinerja perekonomian Indonesia tidak seburuk negara lain.
"Dibandingkan dengan peer country, Malaysia baru saja mengumumkan, mereka turun sangat dalam 17,1 persen, Filipina -16,5 persen, kemudian Singapura -12 persen, Jerman -11 persen dan Prancis -19 persen," ujar Airlangga dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2021 secara virtual, Jumat (14/8/2020).
"Jadi di antara negara lain (meski minus 5,32 persen) kondisi Indonesia relatif tidak sedalam yang lain," sambungnya.
Baca juga: Ini Bantuan Sosial Pemerintah untuk Masyarakat pada 2021
Airlangga pun mengatakan, tren kinerja perekonomian Indonesia saat ini sudah mulai menunjukkan arah positif.
Misalnya saja kinerja pasar saham yang mulai membaik, indeks kinerja faktur yang ditunjukkan melalui PMI juga bergerak ke arah positif, serta harga minyak yang kembali naik beberapa waktu belakangan.
"Harga tembaga, alumunium juga sudah naik, kemudian CPO juga membaik, ini sudah relatif baik," kata dia.
Namun demikian, ancaman perekonomian tumbuh negatif pada kuartal III mendatang masih ada. Jika benar terjadi, maka Indonesia bakal menyusul negara lain masuk ke dalam jurang resesi.
Baca juga: Jokowi Pasang Target Pajak Rp 1.268 Triliun, Ada Kemungkinan Direvisi?