Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Thailand Minus 12,2 Persen

Kompas.com - 18/08/2020, 14:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

BANGKOK, KOMPAS.com - Perekonomian Thailand terkontraksi ke level terburuk dalam lebih dari 20 tahun. Thailand pun terjeblos ke jurang resesi.

Anjloknya pertumbuhan ekonomi Thailand disebabkan dua sektor ekonomi penting negara tersebut, yakni perdagangan dan pariwisata, masih terpukul pandemi virus corona (Covid-19).

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (18/8/2020), Konsil Pengembangan Ekonomi dan Sosial Nasional mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Thailand minus 12,2 persen pada kuartal II 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini adalah penurunan terbesar sejak Krisis Keuangan Asia pada 1998 silam.

Baca juga: Imbas Corona, Ekonomi Thailand Diprediksi Minus 8,5 Persen di 2020

Adapun pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi Thailand tercatat minus 1,8 persen. Menurut definisi teknikal, perekonomian Thailand masuk ke jurang resesi lantaran pertumbuhan ekonomi minus selama dua kuartal berturut-turut.

Outlook ekonomi Thailand tahun ini pun boleh dikatakan salah satu yang paling suram di Asia pada tahun ini. Sebab, perekonomian Thailand sangat mengandalkan ekspor dan pariwisata, yang mana keduanya amat terdampak virus corona.

Ekspor Thailand pada tahun ini diprediksi merosot 10 persen.

Permasalahan kemudian diperparah dengan kuatnya nilai tukar mata uang baht. Sepanjang kuartal II 2020 saja, alias periode April-Juni 2020, nilai tukar baht menguat lebih dari 6 persen, menjadikannya mata uang terkuat kedua di Asia menurut pantauan Bloomberg.

Baca juga: Ekspor Thailand Anjlok 22,5 Persen, Terendah Sejak 2009

"Kami khawatir dengan ekonomi (Thailand), khususnya serapan tenaga kerja, utang yang buruk, dan UKM. Belanja pemerintah masih menjadi kunci pendorong ekonomi tahun ini, karena semua sektor pendorong masih lemah," kata Thosaporn Sirisumphand, sekretaris jenderal Konsil Pengembangan Ekonomi dan Sosial Nasional Thailand.

Lembaga pemerintah tersebut memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Thailand menjadi minus 7,3 hingga 7,8 persen sepanjang tahun 2020. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Negeri Gajah Putih tersebut diprediksi minus 5 hingga 6 persen.

Adapun bank sentral Thailand memprediksi pertumbuhan ekonomi minus 8,1 persen pada tahun ini, sementara Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi minus 8,5 persen.

"Kondisi terburuk tampaknya sudah berakhir, namun masih belum ada alasan untuk merasa leha. Dari yang kami ekspektasikan, laju pemulihan ekonomi akan berlangsung secara gradual, dengan masih banyak tantangan yang dihadapi ekonomi Thailand," ungkap Howie Lee, ekonom di OCBC Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com