Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab UKM Sulit Terhubung dengan Perusahaan Besar

Kompas.com - 21/08/2020, 20:19 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom senior & pendiri CORE Indonesia Hendri Saparini mengatakan sektor pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia seolah-olah memiliki dunia sendiri.

Sebab menurut dia, hingga saat ini pelaku UKM masih kesulitan terhubung dengan perusahaan-perusahaan besar yang seharusnya bisa menjadi pasarnya.

"Hanya 18 persen sampai 19 persen saja pelaku UKM yang baru terhubung dengan perusahaan besar. Padahal di negara-negara maju, UKM dengan perusahaan itu menjalin kerja sama dan saling terhubung," ujarnya dalam diskusi BRIEFER.id yang disiarkan secara virtual, Jumat (21/8/2020).

Baca juga: Data 1,2 Juta Pekerja Calon Penerima Subsidi Gaji Tidak Valid

Dia mencontohkan, di Jepang, banyak pelaku UKM yang sudah memproduksi bahan baku industri sendiri. Sementara di Indonesia, bahan baku industrinya harus diimpor langsung dari luar negeri.

"Di Jepang, ribuan UMKM di sana itu supporting bahan baku industrinya sementara kita masih impor," ucapnya.

Hendri pun menilai hal ini terjadi karena kebijakan yang ada di Indonesia masih belum terintegrasi langsung dengan industri besar. Padahal pemerintah sendiri sudah memberikan berbagai kebijakan untuk penguatan UMKM.

Baca juga: Riwayat Pesawat N250, Kebanggaan Habibie yang Kini Jadi Besi Tua

Selain itu, BUMN-BUMN di Indonesia dinilai memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang juga rendah. Hal ini membuat BUMN bergantung pada suplier-suplier dari dari luar negeri.

Hendri mengatakan sudah sangat sering menyarankan pemerintah agar membuat market atau acara BUMN yang dalamnya itu menjul produk-produk buatan UKM.

"Kalau setiap tahun dilakukan, adanya market atau fair-fair seperti itu, saya rasa bisa menghubungkan UKM dengan perusahaan besar dan yang paling penting bisa mengurangi ketergantungan komoditas impor," ucapnya.

Baca juga: KAI Beri Diskon 50 Persen Harga Tiket KA Akhir Pekan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com