Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelian Tiket Melonjak, AirAsia Yakin Bisa Lunasi Utang Rp 352 Miliar

Kompas.com - 23/08/2020, 11:11 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) melaporkan pertumbuhan jumlah pemesanan tiket sejak mencapai lebih dari 400 persen.

Sebelumnya, perseroan mengalami penurunan pendapatan usaha secara signifikan akibat tidak beroperasinya penerbangan sejak 1 April hingga 18 Juni 2020.

Dengan kenaikan pemesanan tiket tersebut, perseroan memproyeksikan perbaikan kinerja perusahaan dapat terjadi pada akhir tahun 2020 bertepatan dengan musim libur akhir tahun, yang merupakan kompensasi dari libur lebaran yang tertunda pada pertengahan tahun.

Baca juga: Penerbangan Mulai Bergairah, AirAsia Jual 19.000 Kursi dalam Sebulan

“Dengan begitu, perseroan berharap dapat menyelesaikan pemenuhan kewajiban jangka pendek yang didapatkan dari utang usaha Perseroan selama periode bulan Januari-Juni 2020 sebesar Rp 352 miliar,” kata Sekretaris Perusahaan AirAsia Indonesia Indah Permatasari Saugi dalam keterbukaan informasi BEI akhir pekan ini.

Untuk mendukung tingkat pendapatan, perseroan juga masih memfokuskan sebagian operasionalnya untuk penerbangan sewa penumpang dan kargo dan telah mengadakan 17 penerbangan sewa sejak bulan periode April hingga Juli 2020.

Saat ini, perseroan tengah menghadapi tantangan dari belum normalnya permintaan di masa adaptasi kebiasaan baru.

Meskipun sektor penerbangan internasional juga masih sangat terdampak, akibat pembatasan di beberapa negara termasuk pembatasan penumpang warga negara asing ke Indonesia, perseroan  melakukan berbagai langkah strategis untuk memastikan optimalisasi kinerja selama masa pandemi ini.

Baca juga: AirAsia Indonesia Mulai Tambah Frekuensi Penerbangan Secara Bertahap

“Adapun upaya yang telah dilakukan oleh perseroan antara lain negosiasi ulang dengan kreditor, optimalisasi operasional di rute-rute tertentu, optimalisasi biaya dengan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan operasional, relaksasi kewajiban dari regulator dan stakeholder,” jelas dia.

Jumlah karyawan berkurang

Di sisi lain, per Juli 2020 jumlah karyawan perusahaan susut sebanyak 67 orang atau saat ini jumlah karyawan adalah 1.624 orang.

Indah menjelaskan, perubahan jumlah karyawan ini disebabkan pengunduran diri secara sukarela yang dilakukan oleh 33 orang karyawan selama bulan Januari-Juli 2020, serta 6 orang yang kontraknya sudah berakhir pada 31 Maret 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com