KOMPAS.com - Produk Domestik Bruto (PDB) Norwegia mencatatkan kontraksi pada kuartal II-2020.
Ekonomi yang tidak termasuk produksi minyak dan gas, menyusut hingga minus 6,3 persen di kuartal II-2020. Angka penyusutan lebih tinggi dibanding ekspektasi pasar sebesar minus 6,1 persen.
"Kontraksi merupakan yang terdalam yang pernah tercatat akibat upaya menahan penyebaran Covid-19," kata kantor statistik setempat, SSB, mengutip Reuters, Rabu (26/8/2020).
Baca juga: Kapan Subsidi Gaji Rp 600.000 Mulai Ditransfer? Ini Kata Pemerintah
Terkontraksinya ekonomi di kuartal II-2020 membuat Norwegia masuk ke dalam jurang resesi. Sebab di kuartal I-2020, pertumbuhan ekonomi Norwegia telah terkontraksi minus 2,2 persen, dari sebelum revisi minus 2,1 persen.
Resesi sendiri diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi minus selama dua kuartal berturut-turut.
Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Norwegia relatif lebih baik ketimbang negara-negara di zona eropa, yang mencatatkan penurunan PDB minus 12,1 persen di kuartal II-2020.
Penurunan juga lebih rendah dibanding ekonomi Swedia yang terkontraksi minus 8,6 persen. Namun lebih buruk dibanding negara tetangganya, Filandia, yang mencatat kontraksi minus 3,2 persen.
Baca juga: BLT UMKM Rp 2,4 Juta Sudah Diluncurkan Presiden, Begini Skema Pencairannya
Sementara Jerman, yang menjadi ekonomi utama eropa, mengalami penyusutan pertumbuhan minus 9,7 persen di kuartal II-2020.
Pemerintah Norwegia mulai memberlakukan karantina wilayah pada 12 Maret 2020 dengan menutup berbagai lembaga publik dan swasta, demi menghentikan pandemi COVID-19.
Saat ini, karantina secara bertahan telah dicabut dan memasuki masa transisi. Pencabutan ini memungkinkan ekonomi kembali pulih secara parsial.
Data bulanan menunjukkan, pertumbuhan ekonomi membaik pada Juni, dengan pertumbuhan sebesar 3,7 persen. Meski pertumbuhan itu lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 3,9 persen.
Baca juga: [POPULER MONEY] Jadwal Pencairan Subsidi Gaji | Mulan Jameela Kaget Utang PLN Rp 694 Triliun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.