Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Butuh 8 Triliun Dollar AS untuk Tangani Covid-19 Global

Kompas.com - 27/08/2020, 16:54 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan jumlah kebutuhan anggaran yang dibutuhkan oleh seluruh negara di dunia untuk menyelesaikan masalah pandemi virus corona (Covid-19), baik dari sisi kesehatan, sosial hingga ekonomi.

Bendahara Negara itu mengungkapkan, setidaknya dari seluruh kebijakan yang diberlakukan oleh negara-negara di dunia, anggaran yang dibutuhkan sebesar 8 triliun dollar AS. Angka tersebut setara dengan Rp 117.600 triliun (kurs Rp 14.700).

"Dalam hitungan International Monetary Fundd (IMF), lebih dari 8 triliun dollar AS (untuk penanganan pandemi Covid-19 global)," ujar Sri Mulyani dalam webinar yang diadakan oleh Mahkamah Agung secara virtual, Kamis (27/8/2020).

Baca juga: 1.642 Hotel Tutup akibat Pandemi, Kadin: Kalau Mau Beli, Sekarang Lagi Murah

"Hal itu setara dengan delapan kali PDB Indonesia, adalah resources atau sumber daya yang digunakan untuk menangani dan kemudian mengatasi Covid-19 tidak hanya dari sisi kesehatan, tapi juga dari sisi ekonomi dan sosial," sambung dia.

Sri Mulyani pun mengungkapkan, angka 8 triliun dollar AS tersebut juga setara dengan sekitar 10 persen dari seluruh PDB dunia.

Untuk diketahui, hingga saat ini kasus pandemi virus corona di dunia telah mencapai lebih dari 23,6 juta kasus dengan angka kematian mencapai lebih dari 814.000 orang.

Di Indonesia sendiri, per 27 Agustus 2020 jumlah kasus terinfeksi telah mencapai sekitar 160.000 orang.

Baca juga: Perkembangan Vaksin Covid-19 Buat Rupiah Ditutup Menguat

"Banyak negara masih terus berupaya untuk menanganinya dan ini belum atau jauh dari tanda-tanda akan selesai," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, Covid-19 merupakan bencana kemanusiaan yang telah mempengaruhi seluruh faktor paling penting dalam kehidupan masyarakat untuk berinteraksi, baik secara sosial, politik, kultural serta dari sisi ekonomi.

Jutaan pekerja kehilangan pekerjaan, serta banyak perusahaan yang alami kebangkrutan.

"Seluruh dunia menghadapi ketidakpastian tentang masa depan ini karena kita tidak tahu apakah second wave akan terjadi," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Pemerintah Buka Opsi Vaksin Covid-19 Gratis dan Berbayar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com