Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Manufaktur Kencangkan "Ikat Pinggang" Sambut PSBB Jakarta

Kompas.com - 14/09/2020, 17:35 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri manufaktur nasional bakal menerima dampak dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Penjualan produknya di tingkat ritel diprediksi akan menurun selama PSBB berlangsung.

Firman Bakri, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengakui bahwa PSBB kali ini akan berdampak pada penurunan permintaan sepatu di tingkat ritel.

"Secara prinsip pasar tetap ada karena tempat berbelanja boleh beroperasi dengan kapasitas 50 persen, namun pasar pasti ada penurunan," katanya kepada KONTAN, Senin (14/9/2020).

Adapun efeknya bagi serapan produk sepatu nasional, asosiasi masih menghitung, sebab Jakarta bukan satu-satunya tujuan produk alas kaki. Namun Jakarta sendiri diakui Aprisindo memiliki nilai pasar alas kaki yang besar mengingat jumlah penduduknya yang juga banyak.

Baca juga: Pertamina Beri Diskon Pertalite Jadi Seharga Premium di 38 SPBU

Pelemahan permintaan ditingkat ritel turut mempengaruhi kinerja pabrikan, mau tak mau industri alas kaki harus mengetatkan ongkos dan beban lainnya dikarenakan penjualan yang kurang baik. Sebenarnya kata Firman, saat PSBB transisi secara perlahan permintaan sepatu mulai membaik.

Bahkan Aprisindo memproyeksikan jelang natal dan tahun baru nanti permintaan di akhir bulan dapat menyamai akhir bulan di masa normal sebelum pandemi Covid-19. Namun lantaran PSBB dilakukan kembali, Firman bilang asosiasi masih mengkaji lagi prediksi tersebut.

Sementara itu Edy Suyanto, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menerangkan saat pelaksanaan PSBB awal April di DKI lalu sempat terjadi pelarangan toko ritel keramik.

"Hal tersebut telah memaksa industri keramik turunkan utilisasi produksi dari 65 persen menjadi 30 persen yang disertai dengan perumahan karyawan sekitar 15.000 orang," kata Edy.

Baca juga: Pengetatan PSBB Mulai Berlaku, Simak Syarat Pengguna Transportasi di Jakarta

Hal ini disebabkan penjualan produk keramik mayoritas 70-75 persen melalui toko ritel keramik dan sisanya melalui toko bahan bangunan. Adapun kata Edy, DKI Ibukota dengan daya beli yang lebih tinggi dibanding kota lainnya, diperkirakan sekitar 20 persen penyerapan keramik ada di provinsi tersebut.

Dari sisi produksi, anggota Asaki tidak ada yang memiliki pabrik di Jakarta sehingga tidak terdampak langsung dengan pembatasan operasional pabrikan. Namun dampaknya bakal terasa ke sisi penjualan ritel di ibukota.

Edy menilai saat ini sesungguhnya industri keramik baru saja memasuki tahap pemulihan semenjak pertengahan bulan Juni yang lalu sehingga secara cashflow masih berat. Asaki tidak secara terang menyebutkan dampak PSBB kali ini terhadap sektor bisnis keramik, namun kata Edy, apabila toko-toko ritel keramik dan sanitaryware tetap diminta tutup maka pengurangan kapasitas produksi sudah tidak bisa dihindari termasuk perumahan karyawan.

Asaki menekankan bahwa pihaknya mendukung upaya Pemprov DKI untuk menekan penyebaran Covid-19 melalui PSBB. Tapi Asaki mengharapkan selama PSBB yang akan diterapkan per 14 September besok, aktivitas ritel tetap diperbolehkan beroperasi normal karena selama ini toko-toko tersebut telah menerapkan protokol kesehatan seperti wajib penggunaan masker, pengecekan suhu tubuh, tersedianya hand sanitizer dan pembatasan jumlah pelanggan. (Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi)

Baca juga: Jokowi Minta Jajarannya Godok Program Bantuan Khusus untuk Honorer

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Hadapi PSBB Jakarta, industri manufaktur kencangkan ikat pinggang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com