Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Aset Penjaminan Syariah Tumbuh 36,8 Persen

Kompas.com - 17/09/2020, 20:48 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bisnis penjaminan syariah tetap tumbuh di tengah kondisi pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari pertumbuhan aset industri ini hingga paruh pertama tahun 2020.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan, saat ini terdapat dua perusahaan penjaminan syariah. Selain itu, ada satu unit usaha syariah perusahaan penjaminan berskala nasional dan empat unit usaha syariah perusahaan penjaminan berskala provinsi.

"Total aset mencapai Rp 2,59 triliun, ini memang masih kecil dibandingkan nasional. Tapi ada kenaikan 16,59 persen secara year to date, atau tumbuh 36,82 persen secara year on year. Cukup besar kenaikannya," kata dia dalam webinar 'Peran Penjaminan Syariah dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi', Kamis (17/9/2020).

Baca juga: ILO Ingatkan Indonesia soal Kesenjangan Upah

Ia mengatakan, baki pembiayaan produktif yang dijamin pun telah mencapai Rp 14,34 triliun hingga Juli 2020. Pada periode tersebut, baki pembiayaan bukan produktif yang dijamin mencapai Rp 17,87 triliun.

"(Baki pembiayaan bukan produktif) naik dibandingkan akhir tahun 2019 sebesar yang sebesar Rp 15,80 triliun. Ini kenaikan yang luar biasa," imbuhnya.

Wimboh pun meyakini, penjaminan syariah masih mampu bertumbuh lebih jauh lagi seiring dengan penerapan digitalisasi saat ini di tengah pandemi. Di mana, digitalisasi ekonomi dan keuangan syariah juga akan dilakukan hingga ke daerah-daerah.

Di sisi lain, penjaminan syariah pun telah mendapatkan restu Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, yang telah mengeluarkan Fatwa Nomor 118 Tahun 2018 tentang Pedoman Penjaminan Simpanan Nasabah Bank Syariah.

"Jadi ini adalah bentuk bagaimana upaya kita agar terus-menerus, sehingga porsi penjaminan syariah bisa lebih besar lagi. Maka ekosistem halal yang lengkap akan dibuat, sehingg bisa mempercepat bangkitnya demand (permintaan) yang berbasis syariah," kata Wimboh.

Baca juga: Pilih Mana, Miskin tapi Hidup Apa Kaya tapi Mati?”

Sementara itu, PT Jamkrindo Syariah yang merupakan anak usaha PT Jamkrindo (Persero) juga terus mendorong pengembangan bisnisnya di tengah pandemi.

Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto mengatakan, hingga 31 Agustus 2020, total Aset pun telah mencapai Rp 1,2 triliun. Nilai ini tumbuh sebesar 18,22 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun sebelumnya.

Selain itu, total ekuitas Jamkrindo Syariah telah mencapai Rp 658,43 miliar atau tumbuh 18,06 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2019.

"Pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa Jamkrindo Syariah terus berkontribusi dan bertumbuh walaupun masih dalam kondisi pandemi Covid-19," kata Randi.

Baca juga: Subsidi Gaji, Kemnaker Temukan 6.000 Rekening Calon Penerima Tidak Valid

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com