Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Morotai: Indonesia Bagian Timur Miskin karena Tak Pernah Terbangun...

Kompas.com - 21/09/2020, 17:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Morotai, Benny Laos mengatakan, tol laut merupakan transportasi penyambung bagi wilayah 3 T (Tertinggal, Terpencil, Terluar) dan perbatasan, termasuk Pulai Morotai.

Sejak dioperasikan tahun 2015, tol laut sudah menjadi salah satu sumber kesejahteraan penduduk setempat, karena memudahkan distribusi barang-barang dan bahan pokok dengan harga terjangkau.

"Selama ini betul-betul tidak ada kapal yang masuk. Indonesia bagian timur banyak kemiskinan bukan tidak pernah makan, kemiskinan Indonesia timur karena tidak pernah terbangun," kata Benny dalam webinar Tol Laut Kompas Talks, Senin (21/9/2020).

Baca juga: Bupati Morotai: Tol Laut Hanya Melayani Pemodal Besar

Di masa pandemi, tidak terganggunya distribusi barang melalui tol laut mampu menjaga stabilitas ekonomi, baik arus masuk maupun arus keluar barang dari Morotai. Di Semester I 2020, Morotai masih tercatat sebagai pengguna tol laut terbanyak.

"Kami bersyukur presiden RI Joko Widodo dengan nawacitanya membangun dari pinggiran. Kami baru tahu bahwa aspal itu warna hitam, kami baru tahu bahwa kapal itu ada yang besi," ujarnya.

Dia tak memungkiri, ada berbagai kendala saat tol laut dioperasikan. Salah satunya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 53 Tahun 2020 tentang Penetapan Jenis Barang yang Diangkut dalam Program Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang dari dan ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan.

Dalam peraturan itu, Kemendag hanya mengizinkan barang-barang tertentu, sehingga barang yang dikirim secara kolektif tidak bisa digabungkan. Hal ini menjadi kendala karena membatasi barang yang dibutuhkan daerah.

Dia pun meminta Kemendag untuk merevisi aturan itu. Permendag hanya boleh mengatur barang yang dilarang saja, sehingga kawasan 3T (Tertinggal, Terpencil, Terluar) dan perbatasan bisa leluasa mengirim barang.

Baca juga: Menhub: Kami Ingin Tol Laut Menjadi Asa bagi Masyarakat Indonesia Timur...

"Kesejahteraan rakyat masih belum terwujud karena kemahalan item masih tinggi. Saya tahu beras dan gula murah (karena diangkut pakai tol laut), tapi kebutuhan lain mahal. Padahal kebutuhan yang lain jauh lebih banyak. Tolong K/L lihat dari semua sisi sehingga tujuan tol laut terhadap kesejahteraan rakyat bisa tercapai," pungkasnya.

Sebagai informasi, tol laut merupakan jalur distribusi logistik secara rutin dan terjadwal dari barat sampai timur Indonesia, dari Belawan hingga ke Sorong.

Penyelenggaraan tol laut dari tahun ke tahun terus ditingkatkan. Program tol laut dilaksanakan sejak tahun 2015 dengan diawali pengoperasian 3 trayek, bertambah menjadi 6 trayek pada 2016, 13 trayek pada 2017, dan 18 trayek pada tahun 2018-2019.

Dari 18 trayek tersebut, 5 trayek dioperasikan oleh PT Pelni, 2 trayek dioperasikan oleh ASDP, 4 trayek oleh Djakarta Lloyd, dan 7 trayek lainnya dioperasikan olen perusahaan pelayaran swasta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com