Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit APBN 2020 Diperkirakan Lampaui 6,34 Persen

Kompas.com - 22/09/2020, 18:03 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan memperkirakan defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini bakal kian melebar. Hal itu disebabkan oleh penerimaan pajak yang sulit mencapai target.

Di sisi lain, beban utang dan beban bunga utang pemerintah yang kian meningkat untuk membiayai APBN.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, defisit APBN 2020 diperkirakan bakal melampaui target yang terdapat dalam Perpres Nomor 72 tahun 2020. Di dalam Perpres tersebut, defisit APBN ditargetkan sebesar Rp 1.039,2 triliun atau 6,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca juga: Patroli Laut, Bea dan Cukai Amankan Barang Ilegal Senilai Rp 285 Miliar

"Dengan ada pandemi defisit 6,34 persen, kemungkinan ada melebar lagi, kita monitor seperti apa," ujar Luky ketika memberikan keterangan dalam APBN KiTa, Selasa (22/9/2020).

"Terkait pelebaran defisit ini, penambahan beban utang akan diikuti penambahan beban bunga utang," sambung dia.

Pada APBN 2020, pemerintah menargetkan pembiayaan sebebar Rp 1.220,5 triliun.

Adapun realisasi pembiayaan utang hingga akhir Agustus 2020 sudah mencapai Rp 693,6 triliun atau 57,2 persen dari target yang tertuang dalam Perpres 72.

Luky mengatakan, pemerintah bakal mengambil langkah-langkah agar beban utang tersebut tidak terlampau berat di masa yang akan datang.

"Salah satunya, kerja sama dukungan support BI (Bank Indonesia) dalam bentuk SKB (Surat Keputusan Bersama) kedua," kata Luky.

Baca juga: Ini Daftar 21 Stasiun Kereta yang Layani Rapid Test Seharga Rp 85.000

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com