Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Pemeriksaan Spesimen Covid-19 Indonesia Lampaui Standard WHO

Kompas.com - 24/09/2020, 12:00 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir membeberkan beberapa langkah strategis yang ditempuh pemerintah dalam menangani pandemi ini.

Menurut Erick, berbagai langkah strategis hasil koordinasi dengan lintas kementerian lembaga, terutama dengan Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah telah dilakukan.

“Mulai dari penambahan kemampuan testing specimen, menyiapkan dan menambah kesediaan tempat tidur di rumah sakit serta ruang isolasi, meningkatkan standardisasi penanganan kasus dan pasokan obat terapi penyembuhan, hingga percepatan ketersediaan vaksin COVID-19,” ujar Erick dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/9/2020).

Baca juga: Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi, RI Diminta Tiru Vietnam

Pria yang juga menjabat Menteri BUMN itu mengungkapkan, langkah-langkah yang ditempuh pemerintah itu saat ini telah menunjukan hasil yang positif.

Misalnya, hingga 23 September 2020 kemarin, tercatat pemeriksaan spesimen harian Covid-19 mencapai 38.181. Angka tersebut diklaim telah melebihi standard WHO.

Adapun tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia telah mencapai angka 73 persen.

“Pemerintah memastikan kebutuhan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan terjaga dan menjaga ketersediaan fasilitas isolasi pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala,” kata mantan bos Inter Milan itu.

Selain itu, lanjut Erick, pemerintah juga telah melakukan koordinasi dengan Holding BUMN Rumah Sakit untuk mendorong standarisasi terapi kesembuhan pasien Covid-19.

“Standardisasi manajemen klinis dalam terapi kesembuhan pasien COVID-19 ini penting dilakukan agar para dokter di wilayah yang jauh dari kota-kota besar bisa mengikuti prosedur medis yang distandarkan dan ada rujukan dalam perawatan pasien, baik yang bergejala ringan, sedang, atau berat. Ini demi peningkatan kesembuhan pasien,” tambah Erick.

Baca juga: Komite Penanganan Covid-19 dan PEN Sebut Kinerja Perbankan Tidak Seburuk Prediksi

Di bidang obat-obatan, pemerintah mendorong perusahaan farmasi dalam negeri dalam penyediaan alat kesehatan dan obat-obatan esensial untuk terapi penyembuhan pasien Covid-19.

Saat ini, Indofarma telah memproduksi antiviral oseltamivir, yang sebelumnya diimpor. Sementara itu, Kimia Farma siap memproduksi favipiravir dan sekarang tengah memproses registrasi ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Sementara itu, terkait vaksin, pemerintah terus mempercepat ketersediaan vaksin lewat jalur bilateral dan multilateral.

Selain kerjasama Biofarma dengan Sinovac, atau Kimia Farma dengan G42, serta penjajakan kerjasama dengan Genexine, CanSino, dan AstraZeneca, pemerintah tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan farmasi lainnya, Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax.

“Ditambah mekanisme kerjasama multilateral dengan UNICEF dalam kerangka COVAX Facility, yakni berupa jaminan akan kecepatan, ketersediaan, dan pengiriman vaksin, maka usaha kita untuk menyegerakan ketersediaan vaksin demi melindungi masyarakat sudah di jalur yang tepat,” ungkapnya.

Erick pun berkeyakinan dengan semangat gotong royong semua pihak akan menjadi modal besar bangsa hadapi pandemi Covid-19. Dia terus mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk terus disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, untuk menjaga dari potensi penularan

“Di tengah upaya pemerintah yang terus hadir dan berupaya terbaik melayani masyarakat serta menangani pandemi ini, kami berharap kita semua bahu-membahu untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan," kata Erick.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com