Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Efisiensi Biaya Ekosistem Logistik Capai Rp 1,5 Triliun

Kompas.com - 24/09/2020, 17:15 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, adanya pemangkasan ekosistem logistik nasional akan menghemat biaya logistik.

Pasalnya, menurut dia, selama ini ada 17 transaksi layanan logistik yang harus dilalui oleh para eksportir dan importir.

"Catatan saya yang pertama adalah cost efisiensi dari logistik ekosistem ini cukup besar ya Rp 1,5 triliun," ujarnya dalam konferensi pers bersama Ekonomi Logistik Nasional secara daring, Kamis (24/9/2020).

Baca juga: Ini Kesalahan yang Kerap Buat Perencanaan Keuangan Gagal Terealisasi

"Dengan adanya ekosistem ini hanya diputuskan satu, saya kira ini sebuah langkah yang sangat spektakular," sambungnya. 

Luhut menjelaskan, pemangkasan sistem logistik ekonomi ini sudah pernah dibahas sejak 2 tahun lalu. Namun, pada akhirnya baru terealisasi pada tahun ini.

Mantan Komandan Khusus Satgas Tempur Kopassus itu memuji Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang telah memangkas sistem layanan logistik tersebut.

"National Logistic Ecosystem (NLE) ini sejak saya di-briefing mungkin dua tahun lalu, jadi kalau hari ini Ibu Ani (Sri Mulyani) meluncurkan, saya kira sudah bagus. Pertemuan saya sudah enggak tahu berapa kali, tapi kemarin saya paksakan harus selesai bulan ini," ucapnya.

Baca juga: Erick Thohir Rombak Jajaran Direksi Pos Indonesia

Luhut mengaku akan meninjau langsung ke Pelabuhan Batu Ampar di Batam, untuk mengamati langsung proses layanan logistik yang telah melalui single submission atau satu sistem saja.

Dia juga mengingatkan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Pelindo agar bekerja sama dalam pengawasan serta pelayanan sistem logistik.

"Setelah ini jadi, sekarang langkah eksekusinya bagaimana? Karena eksekusi ini menurut saya penting. Saya minta Mas Heru (Dirjen Bea Cukai) dan teman-teman Pelindo semua harus duduk baik-baik. Kedua, perlu pengawasan kita berlanjut," ujarnya.

Baca juga: PSBB Jilid II, Angka Kunjungan ke Restoran di Jakarta Turun Jadi 19 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com