Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Stimulus Pariwisata Rp 1 Triliun Mulai Digelontorkan Desember

Kompas.com - 26/09/2020, 14:31 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan fokus melakukan pemulihan sektor pariwisata domestik hingga akhir tahun 2020. Pasalnya sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengataka, pemerintah bakal menggelontorkan anggaran sebesar Rp 1 triliun untuk pemulihan sektor pariwisata di dalam negeri.

Stimulus tersebut bakal mulai digelontorkan pada bulan Desember bersamaan dengan saat vaksin mulai didistribusikan di Indonesia.

Baca juga: Akibat Pandemi, Pendapatan Devisa Sektor Pariwisata Turun hingga 90 Persen

"Dalam mengusung kegiatan pariwisata selama Covid-19, pemerintah akan menerapkan protokol kesehatan agar wisatawan merasa yakin untuk melakukan perjalanan," ujar Luhut seperti dikutip dalam keterangan resminya, Sabtu (26/9/2020).

Luhut pun memaparkan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan peurunan kegiatan konsumsi maupun produksi di Indonesia. 

Prekonomian Indonesia diproyeksi bakal mengalami kontraksi di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen di 2020.

Untuk itu, pemerintah menyediakan anggaran timulus melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk menangani kondisi ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 dengan melibatkan K/L terkait.

“Indonesia dapat memanfaatkan dana stimulus itu untuk membangun industri, infrastruktur, dan kegiatan-kegiatan lain agar langsung tepat sasaran. Tahun ini kita memperoleh dana sebesar 695 triliun,” ujar Luhut.

Luhut mengatakan, pada tahun 2021 mendatang anggaran stimulus Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp 500 triliun.

Menurut dia, meski lebih sedikit daripada 2020, Indonesia tetap bisa menggunakannya untuk bentuk-bentuk yang produktif, seperti pembuatan real estate, pengembangan budidaya tambak udang, dan sebagainya.

Diharapkan hal ini dapat memberikan pemasukan bagi negara dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. 

“Kami berharap pada tahun 2021, perekonomian Indonesia akan kembali tumbuh menjadi 4,5 persen hingga 5 persen,” sebut Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com