JAKARTA, KOMPAS.com - Industri manufaktur di tanah air kembali mendapat tekanan di tengah pandemi Covid-19. Hal ini seiring ditetapkanya kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah.
Hal tersebut tergambar dari menurunnya Purchasing Managers’ Index (PMI) pada September yang ada di angka 47,2, turun dari 50,8 pada bulan Agustus 2020.
“Turunnya PMI dibandingkan bulan sebelumnya disebabkan karena industri yang tadinya melakukan ekspansi menjadi bersikap wait and see dan lebih hati-hati. Ini berpengaruh pada rencana-rencana produksi dan peningkatan utilitasnya,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (1/10/2020).
Baca juga: Soal Subsidi Gaji, BP Jamsostek Masih Temukan Data Tidak Valid
Menperin mengungkapkan, kebijakan PSBB yang kembali diperketat di DKI Jakarta serta perpanjangan PSBB di Jawa Barat dan Banten membuat kegiatan ekonomi masyarakat menjadi melambat.
Ia mengatakan, efek pembatasan sosial yang dilakukan beberapa daerah akan sangat terasa terhadap ekonomi nasional karena perputaran uang paling besar dari kawasan Jabodetabek.
Berdasarkan laporan survei yang dirilis oleh IHS Markit, pembatasan kegiatan mengganggu aktivitas pabrik. Kemudian, perusahaan juga mengurangi aktivitas pembelian dan inventaris sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan pengeluaran.
Selanjutnya, hasil survei menyebutkan, pembatasan aktivitas terkait Covid-19 juga membatasi kemampuan pemasok untuk mengirimkan pasokan secara tepat waktu. Waktu pengiriman rata-rata diperpanjang selama empat bulan berturut-turut pada bulan September.
Baca juga: Indonesia Dipastikan Resesi, Ini yang Dilakukan Pemerintah
Kemenperin melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk bersama-sama memantau aktivitas sektor industri di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Kemenperin terus memastikan kegiatan operasional sektor industri dapat berjalan beriringan dengan upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Sementara terkait peningkatan PMI pada beberapa negara di ASEAN, Agus menyampaikan terdapat perbedaan skala antara industri manufaktur di Indonesia dengan di negara-negara tersebut.
Agus menilai, Indonesia memiliki ukuran industri manufaktur yang jauh lebih besar dari negara-negara ASEAN lainnya.
“Berdasarkan data Manufacturing Value Added (MVA) dari UNIDO, posisi Indonesia jauh di atas negara-negara ASEAN lainnya,” kata dia.
Baca juga: Saat Lima Pesawat Garuda Pakai Masker...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.