Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Pertamina Beberkan Penyebab Harga BBM Mahal

Kompas.com - 06/10/2020, 08:26 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) menyatakan, kilang-kilang yang ada saat ini sudah berumur tua. Akibatnya, hanya sedikit minyak mentah yang dapat diolah di fasilitas pengolahan milik perusahaan pelat merah tersebut.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, kilang yang dimiliki pihaknya hanya mampu mengolah 3 persen jenis minyak mentah yang ada di dunia saat ini.

"Kondisi hari ini, jenis crude (minyak mentah) yang bisa diolah di kilang kita sangat-sangat terbatas jumlahnya," ujaranya dalam gelaran Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI, Senin (5/10/2020).

Baca juga: Pertamina Beri Diskon Pertalite Jadi Seharga Premium di 38 SPBU

Lebih lanjut, Nicke menyebutkan, hal tersebut mengakibatkan perseroan perlu mengeluarkan biaya pokok produksi yang lebih tinggi.

"Ini karena masalah supply demand yang kurang seimbang," katanya.

Oleh karenanya, untuk mengatasi hal tersebut Pertamina tengah fokus melakukan modifikasi kilang eksisting atau Refinery Development Master Plan (RDMP) 4 kilangnya dan juga melakukan pembangunan 2 kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR).

Dengan proyek-proyek strategis tersebut, kilang-kilang nantinya mampu mengolah minyak mentah dengan jenis yang lebih variatif.

"Yang ujung-ujungnya akan berpengaruh terhadap harga pokok produksi," katanya.

Apabila biaya pokok produksi dapat ditekan, Nicke meyakini hal itu akan langsung berpengaruh ke harga BBM.

"Nantinya kita harapkan harga BBM akan semakin kompetitif, akan semakin affordable bagi masyarakat Indonesia," ucapnya.

Baca juga: Pertamina Akan Beri Diskon Pertalite Seharga Premium di Wilayah Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com