Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyiapkan Dana Darurat di Masa Resesi

Kompas.com - 12/10/2020, 12:38 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah menyebabkan roda ekonomi di seluruh belahan dunia tersendat bahkan beberapa negara pun mengalami resesi, temasuk Indonesia.

Para ekonom menyebutkan, suatu negara dikatakan resesi jika mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut.  Penurunan pertumbuhan ekonomi ini disebabkan akibat turunnya sisi produksi, rendahnya daya beli masyarakat, dan melonjaknya tingkat pengangguran.

Dengan kondisi resesi saat ini, memiliki dana darurat itu penting. Namun, tak setiap individu siap dan memiliki dana darurat yang memadai.

Baca juga: 3 Alasan Kenapa Harus Membangun Bisnis di Masa Resesi

Lalu bagaimana kita menyikapi resesi ini?

Co-founder dan Chief Investment Officer FUNDtastic Franky Chandra mengatakan, memiliki perencanaan keuangan yang matang sangatlah penting dalam menghadapi situasi resesi seperti saat ini.

"Sudah saatnya kita dapat menghindari pengeluaran yang tak dibutuhkan, selain itu juga mempersiapkan diri untuk memiliki dana darurat. Itu penting,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (12/10/2020).

Menurut dia, perencanaan keuangan yang matang, berarti membedah dan mencatat kondisi keuangan, baik pemasukan rutin dan pengeluaran pokok.

Pengeluaran pokok sebut dia, merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan setiap bulannya, utamanya kebutuhan primer. Setelah itu pengeluaran rutin termasuk cicilan kredit produktif seperti iuran KPR, kredit investasi, kredit modal kerja, biaya asuransi atau beban kesehatan maupun kredit konsumtif.

Jika pemasukan dikurangi pengeluaran pokok, masih terdapat sisa dana yang memadai, maka bisa mulai merencanakan tujuan keuangan untuk masa depan.

Namun apabila sebaliknya,  pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, maka diperlukan perencanaan keuangan yang lebih baik. Misalkan dengan memilah mana yang benar - benar merupakan pengeluaran untuk kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan semata.

"Menentukan perencanaan keuangan tergantung dengan kebutuhan dan target setiap orang, misalnya untuk pendidikan anak sekolah, kuliah, kebutuhan pensiun, dana darurat atau kebutuhan masa depan lain," jelasnya.

Baca juga: Perhatikan Hal agar Keuangan Bisa Terjaga saat Resesi

Dana darurat

Kebutuhan dana darurat menurut dia, idealnya sebesar 6 bulan dari pengeluaran pokok.

"Jika belum ada dana darurat, jangan tergesa-gesa memenuhi kebutuhan dana darurat. Dana darurat bisa diatur tergantung kondisi keuangan individu, baik itu dalam 1 tahun hingga 5 tahun," ungkapnya.

Dia mencontohkan, jika memiliki pengeluaran pokok selama Rp 20 juta per bulan, maka dana darurat yang diperlukan adalah Rp 120 juta.

Dana darurat ini bisa dikumpulkan selama 5 tahun atau Rp 2 juta per bulan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan untuk rencana lainnya seperti dana kuliah anak Rp 2 juta per bulan, kebutuhan pensiun sebesar Rp 1,5 juta per bulan, di samping kebutuhan keuangan lainnya seperti tabungan.

Di luar pengeluaran bulanan, asuransi kesehatan, BPJS, maupun tujuan keuangan lainnya, apabila masih terdapat dana menganggur, maka ada baiknya diproteksi dengan asuransi jiwa atau asuransi pendidikan.

Adapun untuk  menabung dana darurat dan mencapai rencana keuangan tersebut Franky mengatakan, bisa mempertimbangkan beberapa produk investasi, seperti reksa dana pasar uang, obligasi, saham, maupun logam mulia.

“Bagi mereka yang masih memiliki pendapatan utuh di saat Covid, sebaiknya lebih bijak dalam mengelola keuangan, terutama dalam kondisi krisis saat ini. Memang setiap krisis ada opportunity, tapi alangkah baiknya jika bisa mempersiapkan dana kas secara benar,” ucap dia.

Baca juga: Indonesia Dipastikan Resesi, Ini yang Dilakukan Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com