Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2021 Perekonomian Diproyeksi Belum Pulih, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 13/10/2020, 17:02 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom memproyeksi kinerja perekonomian pada tahun 2021 mendatang belum sepenuhnya pulih.

Ekonom senior sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan pelonggaran kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memang memberikan dampak positif ke perekonomian. Namun, hal itu hanya berlangsung dalam jangka waktu pendek.

Perbaikan kinerja secara sementara itu terlihat dari indeks manufaktur Indonesia (PMI) yang sempat naik ke level 50,8 pada Agustus 2020. Hal tersebut menunjukkan adanya ekspansi pada kinerja industri manufaktur. Namun pada September 2020 kembali turun ke 47,2.

Baca juga: Realisasi Anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Capai Rp 331,94 Triliun

“Ini konsisten dengan leading indikator yang saya bilang, walau Juli naik, tapi kemudian flat, betul indicator rebound, tapi short lift,” kata Chatib dalam webinar bincang APBN 2021, Selasa (13/10/2020).

“Pemulihan ekonomi tidak bisa berbentuk V, maka kemungkinan apakah L apakah U atau W atau seperti lambang Nike, ini yang akan menentukan postur fiscal cocok atau enggak,” tambahnya.

Selain itu, meski ada harapan dari vaksin yang dinilai bisa menjadi titik balik perbaikan kondisi kesehatan maupun perekonomian, namun proses pemulihan tidak bisa serta merta terjadi.

Pasalnya, terdapat beberapa persoalan terkait distribusi vaksin di dalam negeri, salah satunya terkait kebutuhan sumber daya manusia.

"Katakanlah vaksin tersedia Januari, atau Desember deh tahun ini, terus kita mau kasih berapa orang, saya membaca kira-kira 170 juta sampai 180 juta, dalam jangka pendek 25 juta dan akan fokus ke tenaga kesehatan, lansia, dan yang rentan," ujar Chatib.

Baca juga: Pemulihan Sektor Perdagangan hingga Restoran Diproyeksi Melambat

"Kalau saya pakai angka 25 juta saja, dalam 365 hari dibutuhkan 68.000 vaksin per hari. Kita ada resources atau tidak untuk suntik orang 68.000 setiap hari, tidak ada lebaran, tidak ada Natal, sepanjang tahun?," jelas dia.

Chatib pun mengatakan setidaknya untuk melakukan distribusi dibutuhkan waktu satu tahun penuh. Di sisi lain, selama proses distribusi tersebut protokol kesehatan juga harus diterapkan.

Dengan demikian, kapasitas produksi sebuah perusahaan tidak bisa langsung 100 persen.

Pemerintah tidak bisa langsung mengandalkan investasi swasta tahun depan. Artinya, belanja pemerintah masih menjadi salah satu faktor pendorong dalam kinerja perekonomian ke depan.

"(Investasi swasta) kick in di 2021? Saya kira enggak karena terlihat di banking sector, LDR (loan to deposit ratio) turun, likuiditas bank baik, artinya uang banyak engga ada yang minjem, karena ngapain kalau engga ada yang minta barang tapi tetap produksi dan cuma jadi stock," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com