Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Rupiah Masih "Undervalued", Berpotensi Terus Menguat

Kompas.com - 13/10/2020, 17:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada Selasa (13/10/2020), berkisar di level Rp 14.700.

Pada penutupan perdagangan, rupiah ditutup pada level Rp 14.725 per dollar AS, melemah tipis 25 poin atau 0,17 persen dibanding penutupan hari sebelumnya, yakni di level Rp 14.700.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah di kisaran Rp 14.700 masih undervalued. Bahkan dia menyebut, rupiah berpotensi besar mengalami penguatan.

Baca juga: Dibayangi Demo Tolak UU Cipta Kerja, Rupiah Ditutup Melemah

"BI memandang nilai tukar rupiah berpotensi akan menguat seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued," kata Perry dalam konferensi video pengumuman hasil RDG bulan Oktober, Selasa (13/10/2020).

Perry menyebut, penguatan rupiah didukung oleh beberapa hal, yakni defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang rendah di bawah 1,5 persen PDB hingga akhir tahun. Belum lagi inflasi di bawah batas bawah kisaran sasaran, yakni 2 persen hingga akhir tahun ini.

Penguatan rupiah, kata Perry, juga ditopang oleh daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi. Tercatat, perbedaan suku bunga SBN tenor 10 tahun dengan US Treasury sekitar 6,9 persen.

Baca juga: Untuk Ketiga Kalinya, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Tetap 4 Persen

"Dengan perbaikan-perbaikan itu, BI melihat rupiah ke depan akan berpotensi menguat. Tentu saja BI akan terus memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar," pungkas Perry.

Adapun pada September 2020, rupiah melemah 2,13 persen point to point (ptp) dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian global maupun domestik.

Kemudian pada 12 Oktober 2020, rupiah kembali menguat 1,22 persen point to point atau 0,34 persen secara rerata dibanding level pada September 2020.

Namun sepanjang 2020, kurs rupiah masih mencatat depresiasi sebesar 5,56 persen dibanding akhir tahun 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com