Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Freeport Ramal Masa Depan Industri Tambang Masih Cerah

Kompas.com - 15/10/2020, 18:03 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Energi ramah lingkungan atau green energy sedang ramai dikembangkan oleh berbagai pihak. Isu keberlanjutan dan perlindungan lingkungan menjadi salah satu faktor utama, pemerintah maupun pelaku usaha fokus mengembangkan green energy.

Lantas, bagaimana nasib industri pertambangan yang identik dengan pemanfaatan sumber daya alam?

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan, industri pertambangan khususnya yang berbasiskan metal atau metal base seperti tembaga, masih akan memiliki peranan penting terhadap ketersediaan energi ke depan.

Baca juga: BUMN Nuklir Ini Mau di Masukan ke Holding BUMN Farmasi

Pasalnya, berbagai produk primer yang dibutuhkan masyarakat saat ini seperti kulkas, baterai, dan lain-lain, membutuhkan hasil tambang seperti tembaga untuk menghasilkan produk-produk tersebut.

"Jadi kalau ditanya masa depan industri pertambangan? Masih tetap dibutuhkan peradaban ke depannya," ujarnya dalam diskusi virtual bersama Harian Kompas, Kamis (15/10/2020).

Lebih lanjut, terkait pengembangan green energy, Tony memastikan industri pertambangan memiliki peranan penting dalam proses produksinya.

Contoh saja, mobil listrik disebut membutuhkan 4 kali lebih banyak tembaga dibanding mobil konvensional.

Baca juga: Bio Farma Dipercaya CEPI untuk Produksi Vaksin Covid-19

"Kemudian kereta api, pesawat terbang, AC kita dari bahan tambang. Masa depan industri pertambangan tetap dalam hal ini tembaga akan dibutuhkan generasi-generasi ke depan," tutur Tony.

Selain itu, Tony mengakui, terkait operasional industri pertambangan memang perlu disesuaikan dengan aspek kelestarian lingkungan.

Bagi PTFI sendiri, aspek-aspek pelestarian lingkungan sudah tertuang dalam dokumen analisis dampak lingkungan (Amdal) yang sudah diterbitkan pada 1997.

"Di daerah tambang Grasberg yang sudah tidak aktif, sekitar 480 hektar ditanami kembali. Daerah tailing juga," ucapnya.

Baca juga: Daftar Lelang Rumah di Bogor, Harga di Bawah Rp 300 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com