Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atur Keuangan Sejak Dini, Ini Tipsnya

Kompas.com - 17/10/2020, 19:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Keuangan dari Finansialku Widya Yuliarti mengingatkan pentingnya mengatur keuangan di tengah pandemi Covid-19.

Sebab di saat kondisi ekonomi melemah, berbagai hal bisa saja terjadi. Salah satunya yakni terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Jadi kalau misalnya teman-teman tahu, mau gajinya berapa pun, kalau dari starting point-nya kita enggak ngerti gimana caranya mengatur keuangan, mau nanti gajinya dua digit, tiga atau empat digit, tetap saja akan ada kejadian enggak siap," ujarnya dalam webinar virtual Youth Festival, Sabtu (17/10/2020).

Mengatur keuangan sejak dini dinilai sangat penting untuk memastikan finansial tetap sehat meski ada tengah kondisi perekonomian yang krisis.

Baca juga: Hingga September 2020, Penyaluran Premium Baru 65 Persen

Bahkan kata dia, generasi milenial harus memulai mengatur keuangan bahkan sejak gaji pertamanya cair.

"Jadi kalau enggak dimulai dari sekarang, semakin hari tuh dikejar-kejar oleh namanya waktu dan juga yang namanya inflasi," kata dia.

Berikut dua cara untuk memulai mengatur keuangan sejak dini:

1. Atur Cashflow

Mulailah alokasikan penghasilan untuk pengeluaran produktif. Pengeluaran produktif tersebut meliputi pajak, bayar cicilan/utang, donasi zakat atau sedekah, nabung/investasi dan bayar premi asuransi.

"Di sini tidak ada checklist keranjang e-commerce. Jadi, jangan didahulukan," ujar Widya.

Ia menyarakankan agar 20 persen dari pendapatan bulanan dialokasikan untuk menabung atau investasi. Sedangkan 40 persen pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari, dan 5 persennya untuk asuransi.

Baca juga: 4 Cara Raih Sukses Kerja lewat Self Promotion

Sementara maksimal 35 persen dari pendapatan bisa dialokasikan untuk membayar berbagai cicilan, jika memiliki cicilan.

Namun bila tidak memiliki cicilan, maka disarankan mengalokasikan dana tersebut untuk menabung dan investasi atau dialihkan untuk biaya asuransi. 

2. Buat Catatan Keuangan Harian

Widya menjelaskan, catatan keuangan harian berfungsi untuk mengontrol anggaran. Dengan adanya catatan keuangan harian, dipastikan bisa mencegah terjadinya pemborosan. Terlebih bagi yang bergaji dua digit.

"Ini ada salah satu klien saya yang dia telah bikin catatan keuangan harian. Dia baru tahu kalau kalau untuk jajan online saja dia bisa habis Rp 500.000 per bulan. Jajan aja ya. Itu belum makan siang, belum makan malam. Jajan saja bisa habis Rp 500.000 per bulan," ucapnya.

Baca juga: Jual Mi Kristal Rumput Laut, Usup Banjir Pesanan di Tengah Pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com