Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada 2025, Ekonomi Digital RI Bisa Capai Rp 1.995 Triliun

Kompas.com - 19/10/2020, 13:00 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dinilai memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai aspek, mulai dari tingginya populasi penduduk hingga pengguna internet nasional.

Staf Ahli Bidang Transformasi Digital, Kreativitas dan SDM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mira Tayyiba melaporkan, pada 2019, ekonomi digital Indonesia sudah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai 40 miliar dollar AS atau setara Rp 588 triliun (asumsi kurs Rp 14.700 per dollar AS).

Angka tersebut diproyeksi akan tumbuh dengan sangat cepat. Pada 2025, potensi ekonomi digital mencapai 133 miliar dollar AS atau setara Rp 1.995 triliun.

Baca juga: Menko Airlangga: Teknologi Informasi Berguna untuk Transformasi Ekonomi

Mira menyebutkan salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan nilai ekonomi digital adalah tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia.

"Infrastruktur TIK sudah tersedia tapi harus di-upgrade ke 4G setidaknya, dan sepertiga populasi kita adalah anak muda, di mana sangat adaptif terhadap teknologi," ujarnya dalam diskusi virtual, Senin (19/10/2020).

Selain itu, merebaknya pandemi Covid-19 mengakibatkan adanya percepatan transformasi digital dalam berbagai aspek.

Mira mengaku tidak menduga akan munculnya percepatan akselerasi digital. Namun, kehadiran Covid-19 memaksa berbagai pihak untuk beradapatasi menggunakan platform digital.

Baca juga: Transaksi E-Commerce Naik 2 Kali Lipat, tetapi...

"Karena kalau kita lihat dalam masa pandemi ini kita sangat bergantung pada kegiatan berbasis digital, belajar, bekerja dari rumah, selama pandemi ini mengambil kursus singkat," tuturnya.

Lebih lanjut, ia pun meyakini, pandemi Covid-19 merupakan suatu bukti nyata pentingnya transformasi digital dalam perekonomian nasional.

Melalui transformasi digital, pemerintah juga ingin menghilangkan ketergantungan perekonomian nasional terhadap sumber daya alam (SDA), menjadi industri manufaktur yang modern dengan nilai tambah.

"Nilai tinggi ini yang dicoba dikontribusikan dari digital, kami mengatakan digital itu menjadi satu alasan untuk mencapai visi Indonesia maju 2045," ucap Mira.

Baca juga: Cek Rekening, 12,4 Juta Pekerja Telah Terima Subsidi Gaji Termin I

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com