Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Produksi Gula, PTPN Konversi Lahan Karet Jadi Lahan Tebu

Kompas.com - 19/10/2020, 19:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN berencana mengurangi porsi lahan tanam karet untuk memperluas lahan tanam tebu.

Tujuannya untuk meningkatkan produksi gula dalam negeri.

"PTPN susun roadmap ke depan, bahwa kami akan menakikan produksi gula lebih dari dua kali lipat, luas lahan karet kami di Jawa kami konversi ke tebu," ungkap Direktur Utama PTPN III Muhammad Abdul Ghani dalam webinar MarkPlus Government Roundtable, Senin (19/10/2020).

Baca juga: Kementan Dapat Tambahan Rp 1,72 Triliun untuk Food Estate hingga Swasembada Gula

Ia menjelaskan, luas lahan atau areal tanam tebu dalam waktu lima tahun bisa naik dua kali lipat dari saat ini sekitar 55.000 hektar menjadi 110.000 hektar. Upaya ini pun akan bekerja sama dengan Perhutani.

"Menanam tebu di kawasan Perhutani. Kami pastikan sinergi BUMN bisa swasembada gula 5 tahun ke depan," kata dia.

Abdul menjelaskan, alasan perseroan fokus untuk memperluas penanaman tebu dan mendorong produksi gula, adalah untuk memenuhi kebutuhan gula nasional yang cukup tinggi. Sehingga diharapkan bisa menekan ketergantungan impor gula.

Ia menyebutkan, pada tahun 2019 saja, dari 6,2 juta kebutuhan gula secara nasional, sebanyak 4 juta dipenuhi dengan impor. Sisanya dari dalam negeri hasil produksi perusahaan swasta dan BUMN.

Baca juga: Jaga Pasokan Gula, PTPN Masuk ke Pasar Ritel

Selain itu diharapkan, dengan adanya peningkatan produksi gula di dalam negeri, bisa mengendalikan harga gula dipasaran sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).

"Tebu itu komoditas yang berjaya tapi sekarang merosot. Dari 6,2 juta kebutuha, 4 jutanya impor. Ini sangat berbahaya. Tujuan lainnya juga untuk kendalikan harga gula bisa sesuai HET," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com