Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resign di Tengah Pandemi, Wim Jadi "Tukang Sayur" Beromzet Puluhan Juta Rupiah

Kompas.com - 20/10/2020, 11:39 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Semenjak mewabahnya pandemi Covid-19 masyarakat dituntut untuk lebih berkreativitas dan bisa membaca peluang agar bisa tetap menghasilkan uang.

Tak sedikit juga masyarakat harus rela keluar atau resign dari pekerjaannya agar bisa membuka bisnis yang baru yang lebih berpeluang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih menjanjikan.

Hal ini jugalah yang membuat Hubertus Wim Djanoko untuk berani keluar dari perusahaan tempat ia bekerja dan fokus mengembangkan bisnis barunya yang menjual sayuran dan sembako yang diberi nama Sayur Home Delivery.

Baca juga: Dari Usaha Beresin Kamar Kos, 2 Alumni UGM Ini Raup Omzet Rp 24 Juta

Awalnya, Wim, panggilannya, hanyalah seorang karyawan auditor di salah satu perusahaan swasta. Namun, sejak adanya pandemi, perusahaan tempat dia bekerja memaksa semua karyawannya untuk bekerja dari rumah (WFH).

Selama WFH tersebut pun, Wim, merasa bosan. Lalu ketika melihat keadaan bahwa para tetangganya jarang untuk keluar rumah sementara kebutuhan harus terpenuhi, munculah inisiatifnya untuk membuka usaha jualan sayur.

"Selama pandemi kan orang malas ke luar rumah, padahal kebutuhan harus terpenuhi. Saya lihat tukang sayur keliling aja enggak jualan, dari sanalah saya dan istri saya berinisiatif untuk membuka usaha Sayur Home Delivery," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/10/2020).

Setelah berdiskusi bersama sang istri, akhirnya Wim resmi membuka usahanya di bulan Maret yang lalu.

Selama sebulan penuh dia fokus untuk mengembangkan usahanya. Wim pun memanfaatkan platform e-commerce seperti Tokopedia untuk memperkenalkan usahanya.

Pada saat itu pemain usaha di bidang sayur masih sedikit, sementara permintaan masyakarat akan kebutuhan sayuran sangat tinggi, di situlah Wim mendapatkan peluang yang sangat tepat.

Selama sebulan, dia bersama istrinya berhasil meraup omzet hingga puluhan juta rupiah.

Berangkat dari situ jugalah, Wim berani untuk memutuskan keluar dan resign dari tempat pekerjaannya, sembari ingin fokus mengembangkan usahnya lagi.

"Saya berani keluar karena saya lihat pendapatan saya dari usaha sayur lebih banyak dari pada di tempat kerja saya, makanya saya resign sembari fokus mengembangkan usaha saya ini lagi," ungkapnya.

Hingga memasuki beberapa bulan kemudian, ia kembali menambah platform e-commerce lain untuk memperkenalkan jualannya seperti Shopee, Blibli hingga JD.id. Per harinya, Wim berhasil melayani pelanggan sekitar 40 lebih pesanan melalui online.

Wim pun merasa berkat adanya usahanya ini, keuntungannya bukan hanya dia sendiri yang merasakan, tetapi kalangan dari kelas ke bawah seperti para pengemudi ojek online hingga para pedagang sayur atau supplier sayur, juga ikut merasakan keuntungan.

"Sebab bahan bakunya, saya dapat dari para supplier, ada juga dari para petani langsung, merasa terbantu kan mereka. Para kurir atau ojek online juga sama," ucapnya.

Baca juga: Buka Jasa Cuci Sepatu di Kos-kosan, Raka Raup Laba Jutaan Rupiah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com