Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2020, 17:31 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, UMKM pangan perlu bertransformasi ke dalam ekosistem terintegrasi dan mengadaptasi penggunaan teknologi. Transformasi harus dilakukan dari sisi hulu hingga hilir.

Menurut Perry, cara itu membuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa membantu pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19, dan mampu mendorong stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Dari sisi produksi (hulu) yaitu menjaga ketersediaan pasokan dari input dan pembiayaan ke UMKM produsen. Kemudian sampai ke sisi distribusi dengan korporasi, distributor, dan agregator. Hingga akhirnya ke konsumen," kata Perry dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2020 secara virtual, Kamis (22/10/2020).

Baca juga: Mau Kerja di Amazon? Ini Kisi-kisi Pertanyaan Kunci Wawancaranya

Perry menuturkan, ada 4 strategi kunci utama agar UMKM mampu bertransformasi ke dalam ekosistem terintegrasi dan mengadaptasi penggunaan teknologi. Keempat strategi kunci yang dimaksud meliputi, korporatisasi, peningkatan kapasitas, peningkatan akses pembiayaan, dan penyerapan digitalisasi.

Lebih lanjut, korporatisasi artinya membentuk klaster/kelompok UMKM untuk memperkuat skala ekonomi usaha. Kemudian, peningkatan kapasitas bertujuan agar UMKM mampu meningkatkan skala produksi keuangan dan pemasaran.

"Dua strategi kunci lainnya adalah peningkatan akses pembiayaan baik dari perbankan maupun non perbankan termasuk fintech. Terakhir, digitalisasi baik di sisi produksi hingga pemasaran," sebut Perry.

Perry mengaku, model bisnis ekosistem UMKM pangan terintegrasi tersebut telah dikembangkan di sejumlah daerah, salah satunya ekosistem UMKM penghasil bawang merah di Brebes, Jawa Tengah.

Dari model bisnis tersebut, penghasil bawang merah telah memperkuat kelembagaannya dengan korporatisasi, meningkatkan nilai tambah produk, dan memperluas akses pembiayaan.

Baca juga: Angin Segar di Tengah Pandemi, Petani di Jembrana Ekspor 12 Ton Kakao ke Belanda

UMKM bawang merah ini juga mampu melakukan kerjasama untuk memasarkan produk secara lebih luas, termasuk melalui platform digital hingga menembus pasar ekspor.

"Model bisnis yang terbukti berhasil tersebut dapat dikembangkan, diperluas, dan direplikasi di daerah-daerah lainnya," ungkap Perry.

Perry bilang, pemanfaatan digital di sektor pertanian secara end-to-end ini yang sudah berkembang di sejumlah daerah ini membentuk mata rantai, baik dari sisi hulu maupun sisi hilir.

Di sisi hulu, fokus utama pemanfaatan teknologi digital dengan IoT antara lain, untuk meningkatkan produktifitas petani. Contohnya seperti yang telah dikembangkan oleh Mitra Sejahtera Membangun Bangsa dengan produsen padi di Kalbar, Jateng, dan NTB.

"Sementara di sisi hilir atau pemasaran, sejumlah UMKM di sektor pertanian bekerja sama dengan platform digital marketplace untuk pemasaran produknya. Ini memperluas akses pasar dan memotong distribusi yang selama ini terlalu panjang dan mahal," pungkas Perry.

Baca juga: Airport Tax Ditanggung Pemerintah, Harga Tiket Pesawat Bisa Lebih Murah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com