Oleh: Frangky Selamat
SETIAP tanggal 28 Oktober kita memperingati hari Sumpah Pemuda. Bagi yang telah terjebak di dalam rutinitas tahunan, sepertinya tidak ada hal yang baru lagi hadir, selain selalu mengingatkan kita akan semangat para pemuda pada waktu itu.
Semangat untuk mengikrarkan kecintaannya kepada Indonesia dan mengukuhkan betapa pentingnya persatuan Indonesia.
Di dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 para pemuda berikrar untuk memegang teguh: bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu, Indonesia.
Jika kita kaitkan dengan nuansa kekinian, di balik makna Sumpah Pemuda pada masa itu, terdapat relevansinya dengan spirit kewirausahaan yang begitu menggema di kalangan muda Indonesia dewasa ini.
Baca juga: Menteri Teten: Wirausaha Merupakan Pilihan Tepat!
Pertama, sejak dahulu, pada Kongres Pemuda I dan II, pemuda telah menjadi motor penggerak perubahan bangsa.
Ketika itu para pemuda menyadari bahwa perjuangan yang dilakukan organisasi secara kedaerahan dan sendiri-sendiri tidak efektif, tidak memberikan efek pemukul terhadap kolonialisme Belanda. Para pemuda harus bersatu. Pemikiran tersebut datang dari kalangan pemuda.
Kini, kalangan muda Indonesa dengan bisnis rintisannya (startup business) menawarkan kebaruan model bisnis yang dijalankan. Menawarkan pemikiran dan penawaran baru yang menerobos model konvensional.
Kaum muda menjadi pelopor dalam pemikiran inovatif tentang kewirausahaan yang memberikan nilai tambah berlimpah.
Sejak Kongres Pemuda I pada 1926 dan Kongres Pemuda II pada 1928, kaum muda selalu menjadi motor penggerak perubahan, hingga sekarang.
Kedua, para pemuda pada Kongres Pemuda I dan II telah menyadari bahwa mereka tidak mungkin berjuang sendiri-sendiri.
Mereka harus bersatu dan berkolaborasi, jika menginginkan hasil yang jauh lebih efektif. Demikian pula di dalam kewirausahaan. Kolaborasi di dalam tim menjadi sebuah keniscayaan.
Seperti yang dikemukakan Allen (2012), bahwa bekerja di dalam tim akan memberikan banyak keuntungan: pertama, usaha yang intens dapat dibagi antar anggota tim, sehingga tiap anggota tim dapat lebih fokus mengerjakan tugas yang diembannya. Hasilnya tentu akan jauh lebih baik ketimbang bekerja sendiri-sendiri.
Kedua, jika ada anggota tim yang berhalangan atau mundur di tengah jalan, usaha tetap berjalan. Ketiga, dengan anggota tim yang memiliki kemampuan beragam, kemampuan tim akan jauh lebih bagus bila dibandingkan dengan dijalankan seorang diri.
Keempat, tim yang terlatih akan membangun legitimasi terutama di mata investor. Terakhir, kemampuan tim akan lebih bagus di dalam mengambil keputusan dan menganalisis informasi, daripada dijalankan sendiri.