Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ancaman La Nina, Mentan: Kita Tidak Boleh Kalah dengan Alam

Kompas.com - 27/10/2020, 12:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo optimistis produksi beras dalam negeri akan mencukupi kebutuhan nasional hingga 2021 mendatang, meski di tengah ancaman dampak fenomena La Nina di Indonesia.

La Nina merupakan anomali iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem dengan peningkatan curah hujan yang tinggi. BMKG mencatat La Nina sudah terjadi sejak dua bulan terakhir di Indonesia dan diperkirakan berlangsung hingga Februari 2021.

Kondisi tingginya curah hujan akibat La Nina tentu akan sangat berdampak pada proses produksi pertanian, terlebih fenomena ini dapat membuat terjadinya bencana hidro-meteorologis seperti banjir dan tanah longsor.

"Ada ancaman kegagalan panen pada daerah tertentu karena jumlah air yang banyak, dan ada gejala-gejala hama yang mungkin muncul karena banjir," ungkap Syahrul dalam acara Penetapan Target Luas Tanam MT I secara virtual, Senin (26/10/2020).

Baca juga: Mentan Targetkan Produksi Beras 20 Juta Ton pada Oktober 2020-Maret 2021

Ancaman tersebut terjadi saat Indonesia akan masuk pada musim tanam kesatu (MT I) periode Oktober 2020-Maret 2021. Penanaman akan dilakukan pada lahan seluas 8,2 juta hektar dengan target bisa menghasilkan 20 juta ton beras.

Syahrul meyakini target tersebut bisa tercapai didorong kesiapan strategi Kementan untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak badai La Nina terhadap produksi pertanian. Ada 7 strategi yang disiapkan Kementan.

Pertama melakukan mapping di seluruh wilayah rawan banjir. Sehingga wilayah dengan zona merah atau rawan banjir akan diupayakan untuk kesiapan sarana pendukungnya untuk menekan potensi terjadinya banjir.

Kedua, dengan mengaplikasikan early warning system dan memantau semua informasi yang ada di BMKG. Lalu ketiga, membentuk gerakkan yang terdiri dari brigade La Nina (satgas OPT-DPI), brigade alsin dan tanam, serta brigade panen dan serap gabah kostraling.

Strategi keempat dengan pompanisasi in-out dari sawah dan rehab jaringan irigasi tersier atau kwarter agar padi-padi yang mulai berisi tidak tergenang air. Kelima, dengan penggunaan benih tahan genangan, seperti inpara 1 sampai 10, inpari 29, inpari 30, ciherang sub 1, hingga inpari 42 agritan.

Keenam yakni asuransi usaha tani padi bagi yang sudah mendaftar dan bantuan benih gratis bagi yang puso. Serta ketujuh, memperbaiki cara pascapanen dengan menggunakan dryer atau pengering dan unit penggilingan padi (rice milling unit/RMU).

"Karena kita tidak boleh kalah dengan alam," kata Syahrul.

Dengan berbagai strategi tersebut, ia meyakini produksi dalam negeri bisa tetap terjaga dan membuat pasokan beras nasional aman setidaknya hingga Juni 2021. Didukung pula dengan pasokan beras dari periode musim panen di 2020.

Syahrul menjelaskan, pada musim tanam I periode Okotober 2019-Maret 2020 lalu, luas tanam mencapai 6,1 juta hektar lahan sawah. Serta pada musim tanam II periode April-September 2020 luas tanam mencapai 5,4 juta hektar.

Dari keseluruhan luas tanam tersebut menghasilkan luas panen sebesar 11,1 juta hektar, yang kemudian diperoleh 56,6 juta ton gabah kering giling (GKG). Setelah mengalami rendemen gabah maka hasil akhirnya 31,63 juta ton beras.

Baca juga: Mentan: Ekonomi Indonesia Saat Pandemi Bergerak Karena Pertanian

Sementara pada awal tahun 2020 terdapat stok beras sebanyak 5,9 juta ton, limpahan dari sisa pasokan beras tahun sebelumnya. Dengan demikian, sepanjang tahun 2020 pasokan beras nasional mencapai 37,53 juta ton.

"Dengan total konsumsi beras 30,08 juta ton di 2020, jadi selesai akhir Desember diperkirakan masih punya stok 7,45 juta ton beras," kata dia.

Syahrul mengatakan, pasokan beras yang berlebih tersebut akan menjadi stok di awal tahun 2021, dengan demikian kebutuhan beras nasional pada awal tahun depan diyakini dapat tercukupi. Sehingga di tambah dengan produksi pada MT I periode Okotober 2020-Maret 2019 maka pada Juni 2021 diperkirakan stok beras nasional mencapai 27,45 juta ton.

"Dengan adanya carry over pada awal tahun sekitar 7 juta ton, dan produksi pada MT I sesuai rencana 20 juta ton, maka kurang lebih hingga Juni 2021 stok beras itu ada 27 juta ton," pungkas dia.

Baca juga: Mentan Yakin Stok Beras Akhir Tahun Surplus 7,45 Juta Ton

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com