Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Lanjutkan Negosiasi Impor Daging Ayam Brasil

Kompas.com - 06/11/2020, 15:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan Indonesia tengah melakukan negosiasi dengan Brasil terkait pembukaan impor daging ayam potong dari negara tersebut.

Ini merupakan negosiasi lanjutan usai Indonesia kalah dari sengketa dagang yang dilaporkan Brasil ke World Trade Organization (WTO).

"Kami masih konsultasi dengan Brasil, memasuki tahap compliance report (pelaporan kepatuhan), Brasil melihat Indonesia belum memenuhi untuk 1-2 isu," ujar Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo pada webinar diskusi New Normal dalam Perdagangan Internasional, Jumat (6/11/2020).

Baca juga: DPK di BNI Syariah Melesat Jadi Rp 45,65 Triliun

Kendati demikian, ia tak menjelaskan aturan apa saja yang dinilai Brasil masih dilanggar oleh Indonesia. Namun, Iman meyakini, Indonesia sudah patuh pada aturan tersebut dan sesuai dengan ketentuan dari WTO.

"Cuma memang untuk membuktikannya harus masuk ke compliance report dan ini harus disepakati dulu parameternya untuk melihat compliance tadi," katanya.

Kemendag mengungkapkan, Indonesia harus membuka keran impor ayam potong dari Brasil karena kalah gugatan. Mengenai kondisi ini, Iman menilai, pengusaha di Indonesia juga harus meningkatkan daya saing produk daging ayam dalam negeri.

Maka, konsumen pun tidak akan tergiur dengan daging ayam dari Brasil, sebab impor akan dilakukan jika memang ada permintaan di dalam negeri. Dengan demikian, ia menilai, peternak ayam dalam negeri tidak pelu khawatir akan potensi banjir daging ayam impor.

"Sebetulnya kan terserah pada kita, lebih membeli produk Indonesia atau itu (ayam impor), dan ayam impor kan enggak bisa datang sendiri ke Indonesia, tapi pasti karena ada yang beli atau ada yang pesan di Indonesia," jelas dia.

Baca juga: KPK Inggris Usut Dugaan Suap Pembelian Bombardier, Ini Respons Bos Garuda

"Tapi kalau suplai itu ada di Indonesia dengan harga yang memadai, time delivery (waktu antar) dan kualitas yang baik, saya merasa tidak perlu khawatir, jadi ini adalah mengenai meningkatkan daya saing kita, supaya bisa bersaing di pasar," imbuh Iman.

Di sisi lain, ia juga menilai, pengusaha Indonesia bisa lebih mengembangkan produk olahan aya Indonesia untuk berbagai kebutuhan. Seperti memasok kebutuhan pangan untuk masyarakat Indonesia yang tengah melakukan haji dan umrah.

Sebelumnya, Brasil menggugat Indonesia melalui WTO pada 2014 lalu dan diputuskan memenangkan gugatan tersebut pada 2017. Namun, keputusan WTO itu dinilai tak pernah diimplementasikan oleh Indonesia.

Indonesia disebut terus menghalangi impor ayam dari perusahaan Brasil. Lantaran, Indonesia dinilai masih menghalang-halangi ekspor ayam Brasil dengan menunda sertifikasi kebersihan dan produk halal.

Oleh sebab itu, Brasil kembali menggugat Indonesia pada Juni 2019 lalu. Adapun konsekuensi dari kekalahan ini Indonesia harus mengubah ketentuan impor untuk membuka kesempatan impor daging ayam dari Brasil.

Baca juga: Ini Penyebab Target Investasi RI Tak Tercapai di Kuartal III 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com