Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Dana Rp 710,5 Triliun, Softbank Cari Target Investasi Baru

Kompas.com - 09/11/2020, 08:38 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Nikkei

TOKYO, KOMPAS.com - Perusahaan modal ventura asal Jepang, Softbank tetap mencari perusahaan startup potensial yang menjanjikan untuk menanamkan investasi, di tengah pandemi Covid-19.

Pendirinya, Masayoshi Son selalu berpikir dia bisa merasakan ada atau tidaknya potensi saat berbicara dengan pengusaha startup. Bagi investor teknologi asal Jepang ini, pertemuan tatap muka singkat saja sudah cukup untuk meyakinkannya untuk berinvestasi miliaran dollar AS dalam sebuah startup.

Saat pandemi Covid-19, pertemuan tatap muka diganti dengan panggilan konferensi video. Tekanan itu datang karena Softbank sudah melakukan serangkaian penjualan aset.

Baca juga: Ada Pandemi, Ini Sektor Startup yang Dilirik Investor untuk Diberi Suntikan Dana

Mengutip Nikkei Senin (9/11/2020), Masayoshi Son tengah menjajaki kandidat investasi baru, yang kebanyakan hanya melalui konferensi video.

Softbank telah mengumpulkan sekitar 50 miliar dollar AS secara tunai sejak April, melebihi targetnya sebesar 41 miliar dollar AS. Angka itu setara dengan Rp 710,5 triliun (kurs Rp 14.210).

Selain itu, mereka juga berencana menjual Arm, perusahaan desainer chip Inggris. Jika hal itu disetujui oleh regulator, kepemilikan saham SoftBank di Alibaba menjadi 25 persen, kemudian 40 persen saham di anak perusahaan seluler Jepang, 8,6 persen saham di perusahaan telekomunikasi AS T-Mobile, dan Vision Fund.

Adapun saat ini, saham Alibaba sudah bernilai sekitar 190 miliar dollar AS, merupakan yang terbesar dari semua investasi besar lainnya jika digabungkan.

Faktanya, nilai saham Alibaba bahkan lebih besar dari kapitalisasi pasar seluruh SoftBank, yang senilai 14 triliun yen atau 135 miliar dollar AS. Saat berinvestasi di Alibaba tahun 2000 lalu, Son mengaku hanya didorong naluri.

"Aku bisa mencium baunya," kata Son saat berbicara di depan umum dengan Ma tahun lalu.

Sejak saat itu, Alibaba menjadi penarik utama harga saham Softbank dan reputasi Son sebagai investor. Tetapi saat ini, ada potensi risiko eksposur yang besar, ketika saham Alibaba jatuh setelah IPO afiliasi teknologi keuangan, Ant Group, ditunda bursa China.

Baca juga: Jack Ma Resmi Mengundurkan Diri, Ini Tiga Calon Dewan Direksi SoftBank yang Baru

Investasi lainnya

Sementara itu, investasi besar Son di startup lainnya tidak begitu menguntungkan. Penjualan Arm hanya senilai 40 miliar dollar AS, termasuk biaya perpisahan 2 miliar dollar AS, kompensasi saham senilai 1,5 miliar dollar AS kepada karyawan Arm, dan pembayaran 5 miliar dollar AS untuk SoftBank jika Arm memenuhi target keuangan tertentu.

Jika komponen biaya tersebut tidak dimasukkan, harganya hanya 31 miliar dollar AS, mendekati yang SoftBank investasikan pada 2016 lalu.

Lalu, sisa kepemilikan SoftBank atas saham T-Mobile bernilai 12,5 miliar dollar AS. Sedangkan Vision Fund yang mendekati 100 miliar dollar AS belum memberikan pengembalian yang diharapkan Son ketika mulai berinvestasi pada 2017.

Untuk itu saat ini, perusahaan mulai menginvestasikan sebagian uangnya di saham teknologi yang terdaftar di AS. Menurut orang-orang yang akrab dengan strategi tersebut, hal ini dirancang untuk mengurangi eksposur Alibaba.

Baca juga: Ekonom Indef Sebut Indonesia Peringkat 5 di Dunia yang Paling Banyak Kembangkan Startup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com