BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan TikTok

Melirik Pertumbuhan Aplikasi Mobile pada Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 09/11/2020, 18:42 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tahun 2020 menjadi periode yang menantang bagi industri bisnis. Di tahun ini, mereka dituntut untuk dapat beradaptasi dengan perubahan kebiasaan baru atau akrab diistilahkan dengan new normal.

Pasalnya, pandemi Covid-19 telah memengaruhi sejumlah pola perilaku konsumen atau masyarakat.

Oleh karena itu, agar bisnis dapat bertahan dalam terjangan badai krisis akibat pandemi Covid-19 dan kehidupan pascapandemi, dibutuhkan fleksibilitas serta adaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Salah satu caranya dengan pendekatan digital dan penyusunan strategi baru agar lebih mudah menjangkau konsumen.

Seperti diketahui, ketentuan menjaga jarak fisik (physical distancing) dan imbauan untuk tetap berada di rumah pada masa pandemi belum bisa dipastikan kapan akan selesai. Kondisi ini telah mempercepat proses digitalisasi.

Sejumlah industri digital seperti e-commerce dan hiburan digital pun mengalami peningkatan permintaan luar biasa.

Dengan berkurangnya aktivitas jual beli berbagai kebutuhan di toko fisik atau offline, banyak orang mulai beralih ke platform e-commerce untuk melakukan transaksi. Hal ini menjadi faktor utama peningkatan penggunaan aplikasi belanja online secara signifikan.

Platform e-commerce Shopee, misalnya, mencatatkan pertumbuhan pesanan bruto sebanyak 150,1 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi 615,9 juta pesanan pada kuartal II.

Hal itu mengakibatkan nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) meningkat 109,9 persen yoy menjadi 8 miliar dollar AS atau setara Rp 118,8 triliun.

Tak hanya itu, platform ride hailing, Grab, juga mencatatkan peningkatan serupa dalam aktivitas e-commerce.

Diberitakan Kompas.com, Kamis (5/11/2020), hingga Agustus 2020 Grab Indonesia mencatat pertumbuhan merchant yang bergabung sebesar 153 persen.

Grab juga mencatat pertumbuhan signifikan pada platform pengiriman makanan dan kebutuhan pokok selama pandemi. Tren pertumbuhan ini sebenarnya sudah terlihat pada awal 2020. Hal ini ditunjukkan lewat laporan AppsFlayer yang bertajuk AppsFlayer Performance Index X.

Studi tersebut menunjukkan, jumlah unduhan aplikasi pengiriman makanan dan minuman (food and beverage) di Indonesia naik 23 persen dari Januari hingga awal Maret 2020. Sementara itu, transaksi dari aplikasi tersebut naik 17 persen pada periode yang sama.

Ilustrasi hiburan digitalDOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi hiburan digital

Hiburan digital

Selama pandemi, masyarakat tak hanya mengubah pola belanja mereka dari offline ke online. Lebih dari itu, kini masyarakat juga banyak yang mencari hiburan secara digital. Tak pelak, industri hiburan digital mendapatkan kesuksesan besar selama masa ini.

Sebut saja game mobile, streaming video, dan berbagai konten digital telah mengalami peningkatan aktivitas oleh pengguna dalam beberapa bulan terakhir.

Berdasarkan laporan terbaru dari AppsFlyer, terdapat pertumbuhan belanja di dalam aplikasi game mobile sebesar 11 persen di Indonesia dari Januari hingga awal Maret 2020.

Selain aplikasi game mobile, seperti Free Fire, Call of Duty: Mobile, dan lainnya, AppsFlayer juga mencatat peningkatan signifikan aktivitas pengguna pada aplikasi penyedia konten hiburan, seperti SHAREit.

Sebagai informasi, SHAREit awalnya merupakan platform penyedia layanan transfer file secara online dan offline. Kini, perusahaan teknologi yang berbasis di Singapura ini melebarkan sayap dengan menawarkan berbagai katalog game, konten video, transfer file, dan berbagai fitur lainnya.

Menurut rilis resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (6/11/2020), perusahaan yang dimiliki oleh Smart Media4U Technology Pte Limited ini telah menjangkau lebih dari 1,8 miliar pengguna di seluruh dunia.

SHAREit juga mengalami peningkatan angka penginstalan nonorganik sebanyak 2.400 persen serta peningkatan jumlah pengguna aplikasi sebanyak 750 persen.

Berbagai pertumbuhan yang terjadi pada industri digital tersebut membuktikan bahwa pandemi memiliki dampak paradoks bagi dunia bisnis. Di satu sisi pandemi telah menyebabkan jatuhnya industri tertentu, tetapi juga menguntungkan bagi pasar aplikasi mobile.

Tak hanya selama pandemi, kebangkitan industri digital juga diperkirakan akan terus berkembang setelah pandemi berakhir. Hal inilah yang harus diperhatikan pelaku bisnis untuk segera mentransformasikan pola bisnisnya ke arah digital.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com