Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Anjlok 97,3 Dollar AS, Ini Sebabnya

Kompas.com - 10/11/2020, 08:32 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

CHICAGO, KOMPAS.com - Harga emas merosot hampir lima persen hingga kembali terhempas di bawah level psikologis 1.900 dollar AS per ounce, pada akhir perdagangan Senin (9/11/2020) waktu setempat, (Selasa pagi WIB).

Berita keberhasilan uji coba vaksin Covid-19 tahap akhir pertama mendorong para investor melepas emas yang aman dan berbondong-bondong beralih ke aset-aset berisiko.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, anjlok 97,3 dollar AS atau 4,99 persen ditutup pada 1.854,40 dollar AS per ounce.

Baca juga: Rincian Terbaru Harga Emas Batangan 0,5 Gram hingga 1 Kg di Pegadaian

Pasar saham melonjak setelah perusahaan farmasi berbasis di AS, Pfizer, pada Senin (9/11/2020) mengumumkan bahwa kandidat vaksin Covid-19-nya lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah Covid-19.

Studi tersebut memiliki 43.538 peserta dan perusahaan mengatakan tidak ada masalah keamanan serius yang diamati. Pfizer dan mitra Jerman BioNTech SE mengatakan, mereka berharap untuk mendapatkan otorisasi penggunaan darurat AS akhir bulan ini.

“(Berita) benar-benar melampaui skenario kasus terbaik semua orang. Ada kegelisahan yang meningkat bahwa kami mungkin tidak mendapatkan hasil vaksin yang kuat, jadi ini melepaskan risiko pada perdagangan dan untuk emas, menandakan eksodus besar-besaran dari aset-aset safe-haven,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Namun sebut dia, perekonomian masih membutuhkan banyak dukungan dan hanya 50 juta dosis (vaksin) yang akan tersedia. "Jadi kita tidak tahu pasti tentang virus dan seruan untuk stimulus akan terus meningkat," ucapnya.

Emas, yang merupakan aset pelindung nilai terhadap penurunan nilai mata uang dan inflasi, telah melonjak 24 persen tahun ini, terutama didorong oleh stimulus pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Jika Anda merasa hidup yang terbaik dari semua dunia, maka Anda tidak membutuhkan emas,” kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.

“Namun, penilaian ini tampaknya terlalu dini. Dan kami sering melihat di masa lalu bahwa dengan harga di bawah 1.900 dollar AS, minat beli akan masuk ke pasar - kami berharap hal itu akan terjadi lagi kali ini,” tambahnya.

Kenaikan dollar AS serta indeks pasar saham sebagai tanggapan terhadap berita vaksin, semakin mengurangi daya tarik emas.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 1,961 dollar AS atau 7,64 persen menjadi 23,701 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 32 dollar AS atau 3,56 persen ditutup pada 867,4 dollar AS per ounce.

Baca juga: Manfaatkan Biden Effect, Investor Bisa Panen Cuan di Perdagangan Emas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com