Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Peluang Garap Segmen Produk Ramah Lingkungan, Unilever Mau Akuisisi?

Kompas.com - 11/11/2020, 16:20 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Unilever Indonesia Tbk menyadari adanya peluang dari bisnis segmen kesehatan dan produk-produk ramah lingkungan (sustainable products).

Presiden Direktur Unilever Indonesia Hemant Bakshi mengatakan, Unilever Indonesia bakal mengembangkan segmen tersebut, baik melalui jalur organik maupun anorganik.

"Kita juga ada jalur anorganik, melalui akuisisi. kalau ada peluang tentunya kita bisa lihat yang sesuai, tentunya akan kita pertimbangkan," kata Hemant dalam diskusi virtual terakhir sebelum resmi undur diri, Rabu (11/11/2020).

Baca juga: Mundur dari Presdir Unilever, Ini Pesan Hemant Bakshi ke Penggantinya

Hemant yakin, Unilever Indonesia akan terus mentransformasi portofolio bisnis perseroan.

Pihaknya akan selalu melihat perkembangan dan kategori produk yang bakal dibutuhkan masyarakat.

"Jadi kita lihat health, wellness, nutrition, sustainable product, makanan berbasis tanaman, tentunya akan lebih besar (peluangnya) di masa depan. Kita tahu dan kita sadar akan hal itu. Kita akan coba kembangkan portofolio untuk hal ini," tutur Hemant.

Selain mempertimbangkan jalur anorganik atau akuisisi perusahaan, pihaknya juga akan merancang produk ramah lingkungan melalui bisnis inti perseroan (organik).

Misalnya, seperti penciptaan produk yang menggunakan bahan alami dan kemasannya berasal dari hasil daur ulang sampah plastik.

"Sustainable product ini dirancang untuk generasi masa depan, di mana mereka tahu bahwa bumi sedang terancam, dan mereka harus berperan untuk menyelamatkan bumi. Ini akan kita kembangkan," pungkas Hemant.

Sebagai informasi, Unilever memang tengah banyak berinisiatif agar bisnis tumbuh pesat.

Selain soal pengembangan produk, perusahaan bersandi saham UNVR ini bakal fokus pada pemasaran digital untuk meningkatkan penjualan produk.

Baca juga: Unilever: Penjualan Es Krim hingga Deodoran Turun Selama Pandemi Covid-19

Strategi ini sejalan dengan pergeseran kebiasaan konsumen yang melakukan pembelian lewat jalur online.

Tahun ini saja setidaknya sekitar 60 persen konsumen di Indonesia telah mencoba metode belanja digital.

Unilever Indonesia saat ini memiliki tiga konsep pemasaran digital.

Pertama, digital dengan melakukan kontak langsung ke konsumen lewat aplikasi chat atau program Unilever Home Delivery.

Kedua, digital business to consumer (B2C) atau melalui e-commerce.

Serta ketiga, digital business to business (B2B) atau dengan penerapan Sahabat Warung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com