Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar Janji Jokowi Turunkan Harga Daging Sapi Jadi Rp 80.000 Per Kg?

Kompas.com - 16/11/2020, 09:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak masa pemerintahan periode pertamanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melontarkan sejumlah janji dalam program ketahanan pangan. Salah satunya soal janji menurunkan harga daging sapi hingga di bawah Rp 80.000 per kg yang diucapkannya dalam rentan tahun 2015-2016.

Bahkan, Jokowi mempunyai program yang dinilai banyak kalangan saat itu cukup ambisius, yakni melakukan swasembada daging sapi alias nantinya tak lagi mengimpor sapi dari luar negeri dalam jangka panjang.

Jokowi mengaku sangat geram melihat harga daging sapi di Indonesia begitu mahal jika dibandingkan dengan negara tetangga, padahal Malaysia dan Singapura juga sama-sama merupakan importir daging.

"Saya sudah pegang daftar harga daging. Di Singapura dan Malaysia, harga daging itu Rp 50.000 sampai Rp 55.000 saja. Kira-kira tiga minggu lalu saya perintahkan kepada menteri. Caranya saya tidak mau tahu, tetapi sebelum Lebaran harga daging harus di bawah Rp 80.000," ucap Jokowi di UMY Yogyakarta pada 13 April 2016.

Baca juga: Ini Janji Jokowi yang Bikin Sri Mulyani Sampai Sakit Perut

Lalu, bagaimana realisasi penerapan harga daging sapi di bawah Rp 80.000 per kg seperti yang dijanjikan Presiden Jokowi hingga saat ini?

Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika mengungkapkan, janji Jokowi yang diucapkan beberapa tahun lalu tersebut hingga saat ini masih jauh panggang dari api.

Harga daging sapi rata-rata nasional masih di kisaran Rp 110.000 hingga 130.000 per kg. Daging sapi hampir tak pernah menyentuh harga di bawah Rp 100.000 per kg.

Contohnya saja di Jakarta yang jadi parameter nasional. Dikutip dari data dari Infopangan.go.id yang dirilis Pemprov DKI Jakarta setiap harinya, harga daging sapi di pasar-pasar Ibu Kota rata-rata sebesar Rp 123.000 per kg.

Baca juga: Janji Jokowi Pertumbuhan Ekonomi Meroket 7 Persen dan Realisasinya pada 2015-2020

"Kenapa harga daging sapi tidak turun? Karena masalahnya tingginya harga daging sapi di tahun 2015 dipakai solusi yang salah. Bagaimana menurunkan harga Rp 130.000 per kg jadi Rp 80.000 per kg dengan cara mengimpor daging kerbau," jelas Yeka dikonfirmasi, Senin (16/11/2020).

Menurut dia, pemerintah keliru jika menurunkan harga daging sapi dengan mengimpor daging kerbau dari India. Selain itu, proyek kapal ternak yang digagas Presiden Jokowi juga tak menunjukkan hasil.

"Bukan daging sapi diganti dengan kerbau dari India. Itu namanya menyelesaikan masalah dengan masalah. Sapi dengan daging kerbau kan berbeda," ujar Yeka.

Ia melanjutkan, pada praktiknya di lapangan, banyak pedagang daging di pasar yang pada akhirnya menjual daging kerbau impor kisaran harga di atas Rp 100.000 atau hampir sama dengan daging sapi.

Baca juga: Saat Sri Mulyani Curcol Sering Sakit Perut karena Janji-janji Jokowi Kala Kampanye...

Pemerintah menugasi Perum Bulog untuk melakukan impor daging kerbau besar-besaran dari India. Namun demikian, karena lemahnya pengawasan, harga daging kerbau pada akhirnya dijual pedagang juga dengan harga tinggi.

"Pengawasan tidak ada, konsumen tidak mendapatkan harga daging yang murah. Harga daging sapi turun karena masyarakat berpindah ke daging kerbau tidak menyelesaikan masalah," tegas Yeka.

Kata dia, masalah harga daging sapi yang mahal hanya bisa diselesaikan dengan program jangka panjang yakni swasembada daging sapi. Bukan dengan impor daging, termasuk daging kerbau dari India.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com