Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beralih ke Listrik PLN, Pertamina EP Hemat Lebih dari Rp 541 Juta per Bulan

Kompas.com - 16/11/2020, 17:02 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina EP tengah melakukan berbagai upaya efisiensi guna merespon fluktuasi harga minyak dunia, penurunan penjualan, hingga fluktuasi nilai tukar rupiah atau yang disebut sebagai triple shocks.

Salah satu upaya efisiensi yang sedang dilakukan oleh unit usaha Pertamina EP di wilayah kerja Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field ialah konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator menjadi Power Supply dari PLN.

Program ini merupakan kerja sama antara PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dan PLN yang telah dilakukan sejak 20 Februari 2019 melalui Pembangunan Power Plant Pad A dan Pad B menggunakan Diesel Rotary UPS System/DRUPS.

Baca juga: Gubernur BI Optimistis Ekonomi RI Positif di Kuartal IV 2020

Field Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field Indarwan Harsoni menjelaskan, kebutuhan listrik merupakan jantung penggerak fasilitas operasi produksi.

Sebab, selama ini Sukowati Field Pad A dan B memiliki Power Plant sendiri.

Fasilitas ini membutuhkan daya masing- masing sekitar 400 kW yang digunakan untuk mengoperasikan Water Injection Pump, ESP dan utilities lainnya.

Namun, dengan konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini, dapat memicu efisiensi biaya operasional akibat penurunan Fuel Consumption dengan total beban eksisting sebesar Rp 625.575.848 per bulan dari biaya operasional sebelumnya sebesar Rp 1.166.632.745 per bulan.

Dengan demikian, ada penghematan biaya operasional sebesar Rp 541.056.896 per bulan setelah menggunakan Power PLN dan masih bisa ditingkatkan efisiensi nya dengan optimalisasi ketersediaan Power sampai dengan 800 kW (Pad A & B).

“Hal ini merupakan komitmen Sukowati Field untuk melakukan cost reduction dan merealisasikan Breakthrough Project, terutama pada saat penurunan harga minyak dunia di tengah pandemi Covid-19,” kata Soni dalam keterangan tertulis, Senin (16/11/2020).

PLN disebut telah menyelesaikan pembangunan gardu di area Sukowati Pad A dan Pad B.

Menurut Soni, hal tersebut menciptakan potensi percepatan penyambungan Power Supply yang bisa dilakukan untuk Program PLN-isasi tanpa menggunakan Diesel Rotary UPS System (DRUPS) agar bisa dilakukan proses efisiensi operasional lebih dahulu dengan menggunakan sistem sewa jaringan.

Soni menambahkan, beban operasional eksisting di Pad A adalah sekitar 153 kW untuk beban Pompa Injeksi (diluar beban ESP dan utilities lainnya) dan beban operasional eksisting di Pad B adalah sekitar 210 kW untuk pompa injeksi dan 1 unit ESP (diluar beban ESP lainnya dan utilities lainnya).

"Melihat total beban dari masing-masing Pad A dan B maka ketersediaan jaringan sewa yang disediakan untuk masing-masing Pad A dan B adalah 400 KW," tuturnya.

Baca juga: Hingga November 2020, Pemerintah Cairkan PMN Rp 16,95 Triliun

Konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini sudah berlangsung sejak 16 September 2020 dengan pembebanan Tahap pertama adalah untuk beban Pompa Injeksi di masing-masing Pad A dan B untuk melihat kestabilan Power Supply dari Pihak PLN.

Setelah dimonitor sejak 16 September 2020 kondisi Power Supply dari PLN stabil maka dilanjutkan ke Tahap kedua untuk penambahan beban ESP di Pad B dimana kondisi ini sudah berjalan sejak tanggal 4 November 2020 dan akan terus di monitor dan di evaluasi.

"Tahap selanjutnya akan dilakukan penambahan beban dengan penambahan ESP dan beban utilities lainnya sampai dengan beban tersedia di masing-masing Pad A dan B sebesar 400 kW dapat di optimalkan," ucap Soni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com