Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Bona Ventura, Komisaris BUMN Pelapor Stafsus Erick ke Polisi

Kompas.com - 16/11/2020, 21:13 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Mustar Bona Ventura Manurung, melaporkan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga ke Bareskrim Polri, Senin (16/11/2020).

Pelaporan terkait dugaan fitnah dan pencemaran nama baik terhadap Pospera dan anggotanya. Laporan diterima dengan nomor LP/B/0647/XI/2020/Bareskrim tanggal 16 November 2020.

Lalu siapa sebenarnya Bona Ventura?

Bona Ventura  salah satu relawan pemenangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Ia juga merupakan salah satu pendiri dari Prospera.

Nama Bona Ventura juga masuk sebagai salah satu relawan Jokowi yang menjabat sebagai Komisaris BUMN.

Baca juga: Daftar 17 Relawan Jokowi di Kursi Komisaris BUMN

Saat ini, namanya tercatat sebagai Komisaris PT Dahana (Persero), sebuah BUMN yang berkantor pusat di Kabupaten Subang yang memiliki lini bisnis pembuatan bahan peledak.

Ia sudah cukup lama menjadi komisaris di BUMN yang juga dikenal sebagai pembuat isian roket dan dinamit tersebut atau sejak era Menteri BUMN Rini Soemarno. 

Dalam catatan Dahana, Mustar Bona Ventura sudah menjabat Komisaris Dahana sejak 3 November 2015 atau setahun setelah Jokowi memenangi Pilpres di periode pertamanya.

Saat itu, Bona dilantik oleh Deputi Menteri Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media F. Harry Sampurno. Mustar Bona Ventura menggantikan komisaris sebelumnya Aditya Dhanwantara.

Baca juga: Sepak Terjang Kang Dede, Tim Medsos Jokowi yang Jadi Komisaris BUMN

Seperti diberitakan, Bona Ventura melaporkan Arya Sinulingga karena dianggap menghina organisasinya dalam kaitannya dengan kinerja BUMN di mana kader-kader Prospera menjabat sebagai komisarisnya.

"Kami mendatangi Mabes Polri untuk melaporkan staf khusus Kementerian BUMN dalam hal ini adalah Arya Sinulingga, yang sudah sangat mencemarkan nama baik organisasi," kata Bona Ventura dikutip dari Tribunnews.

"Melakukan fitnah-fitnah, dan menurut kami ini adalah upaya membunuh karakter kader-kader Pospera yang saat ini bertugas di Kementerian BUMN juga," kata dia lagi.

Tak tanggung-tanggung, Bona Ventura bahkan akan melaporkan Arya Sinulingga di 27 Polda sekaligus plus Mabes Polri.

Baca juga: Dalam Sebulan, 3 Relawan Jokowi Diangkat Jadi Komisaris BUMN

"Dan kami membawa bukti, bukti-bukti akan kami laporkan dan akan kami sampaikan secara utuh hari ini secara resmi dan serentak di 27 provinsi di Polda masing-masing.

"Aceh, Maluku, Sulawesi, NTT, kemudian Jateng, Jatim dan sebagainya. Nah, hari ini kami di pusat mendatangi Mabes Polri," tutur Mustar Bona Ventura.

Arya Sinulingga dilaporkan atas pernyataannya dalam percakapan di salah satu Grup WhatsApp. Bukti percakapan itu pun diserahkan langsung pelapor kepada Bareskrim.

"Percakapan inilah yang kemudian menurut kami sangat mencemarkan nama baik kami sebagai organisasi yang sudah 10 tahun menjadi Posko Perjuangan Rakyat. Yang jujur kami sangat kecewa dengan pernyataan Stafsus Kementerian BUMN," ungkap dia.

Baca juga: Projo Desak Erick Thohir Perbanyak Komisaris BUMN dari Relawan Jokowi

Kata Bona Ventura, ucapan Arya Sinulingga soal kinerja BUMN memiliki catatan buruk karena keberadaan komisaris dari Prospera.

"Pertama, secara singkat dia menyampaikan bahwa komisaris Pospera itu membuat rugi BUMN, merugikan BUMN. Itu pernyataannya. Nah ini sangat fitnah, menurut kami tidak benar, kenapa? Karena data-datanya ada, lengkap."Tidak asal bicara, tidak berdasarkan fakta yang disampaikan," ucap Bona Ventura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com