Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Indeks Saham Syariah Lebih Rendah dari IHSG, Mengapa?

Kompas.com - 17/11/2020, 05:07 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan hanya industri halal, pasar modal syariah di Indonesia juga terus berkembang.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah investor saham syariah yang melakukan transaksi melalui shariah online trading system (SOTS) saat ini sudah mencapai lebih dari 80.000 investor. Padahal, pada 2016, jumlahnya baru sebanyak 12.000 investor.

Direktur Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasari mengatakan, hal itu tidak terlepas dari upaya Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terus mendorong edukasi saham syariah.

Saat ini, BEI memiliki tiga indeks yang menjadi rumah untuk saham-saham syariah, yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia/Indonesia Sharia Stock Index (ISSI), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), dan Jakarta Islamic Index (JII)

ISSI mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan yang dinyatakan sebagai saham syariah sesuai dengan Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh OJK.

Baca juga: Ini Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional

Sementara, JII70 dan JII masing-masing mengukur kinerja harga 70 dan 30 saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi.

Meskipun begitu, secara year to date (ytd), ketiga indeks ini memperlihatkan kinerja yang lebih rendah dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sepanjang tahun ini, ISSI tercatat turun 14,60 persen, JII70 terkoreksi 14,13 persen, dan JII minus 15,83 persen. Sementara IHSG hanya turun 12,77 persen.

Senior Technical Portfolio Advisor Samuel Sekuritas Muhamad Alfatih mengatakan, kinerja indeks saham syariah lebih rendah dari IHSG karena di dalamnya tidak terdapat saham-saham bank konvensional. Sebagaimana diketahui, saham-saham bank non-syariah menyumbang bobot yang besar untuk IHSG.

Meskipun begitu, menurut Alfatih, indeks-indeks syariah tersebut tetap layak dijadikan acuan investasi.

"Selain untuk kebutuhan keagamaan, kriteria emiten dengan DER rendah yang masuk indeks tersebut juga menjadikan daftar konstituen indeks ini termasuk yang relatif kuat menghadapi krisis," tutur Alfatih saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (16/11/2020).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama juga melihat, secara umum, prospek pertumbuhan saham syariah di Indonesia tergolong cerah.

"Ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi syariah dan tren masyarakat yang memang lebih nyaman untuk berinvestasi di saham-saham berbasis syariah," kata Okie.

Baca juga: Mau Beli Polis Asuransi Syariah? Perhatikan Dulu 4 Hal Ini

Menurut dia, perbankan syariah merupakan sektor saham yang menjadi perhatian pelaku pasar saat ini. Pasalnya, pemerintah secara tegas akan mendorong sektor ini untuk tumbuh dengan mengonsolidasikan bank-bank syariah pelat merah.

"Aksi korporasi tersebut dapat dikatakan menjadi salah satu langkah pemerintah untuk memajukan sektor keuangan syariah," ucap dia.

Melihat sentimen positif ini, Okie merekomendasikan investor untuk beli saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) dengan target harga Rp 1.550 per saham dan PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) Rp 4.830 per saham. Per Senin (16/11), BRIS berada di level Rp 1.295 per saham dan BTPS Rp 4.390 per saham. (Nur Qolbi)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Kinerja indeks saham syariah lebih rendah dari IHSG, ini alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com