Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Kerja Sama dengan Bank, Fintech Dinilai Sulit Tumbuh Besar

Kompas.com - 17/11/2020, 18:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) seperti teknologi finansial (fintech) disebut perlu kerja sama dengan perbankan. Hal ini bertujuan agar fintech bisa bertumbuh besar di tengah munculnya wacana neo banking.

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani menyebut, fintech boleh saja memiliki kecepatan luar biasa. Namun bila tidak bekerja sama, maka akan sulit menjaring fee based income untuk menutupi biaya operasional.

Apalagi kata dia, bank-bank besar yang memiliki ekosistem semakin terlihat mengarah ke neo banking, yakni bank yang segalanya serba digital (branchless). Segala kebutuhan nasabah bisa dilayani hanya dalam genggaman tangan, yakni melalui ponsel.

"IKNB ada kecepatan yang luar biasa besarnya. Namun saya percaya fintech tanpa kerja sama dengan perbankan itu tidak mudah. Kecenderungannya mereka tidak akan bisa jadi besar," kata Aviliani dalam Webinar Infobank, Selasa (17/11/2020).

Baca juga: Guru Honorer Dapat Subsidi Gaji Rp 1,8 Juta, Kapan Masuk Rekening?

Aviliani menyebut, industri fintech tidak akan bisa menggantikan fungsi perbankan, meski banyak yang menyebut mereka sebagai saingan.

Faktanya, fintech yang berkaitan dengan sistem pembayaran (payment systems) seperti fintech peer to peer (P2P) lending alias pinjaman online (pinjol) tidak bisa menyalurkan jumlah pinjaman yang lebih besar.

Biasanya, pinjol-pinjol tersebut dibatasi penyalurannya. Bila menyalurkan lebih dari nilai maksimal, maka pinjol perlu meregistrasi diri kembali ke regulator terkait.

"Jadi fungsi perbankan masih sangat signifikan, itu salah satunya banyak fintech yang berkolaborasi dengan bank. Karena sumber dana fintech terbatas sehingga tidak bisa mengumpulkan dana masyarakat," tutur Aviliani.

Baca juga: Pemerintah Sudah Cairkan BLT Subsidi Gaji Termin II ke 8 Juta Rekening

Lebih lanjut Aviliani menyebut, kerja sama fintech dengan bank diperlukan karena beberapa hal tertentu lainnya. Walaupun fintech memiliki banyak anggota, anggota fintech tersebut masih menganggap risiko bila terjadi gagal bayar oleh peminjam.

Hal ini membuat anggota jadi lebih berpikir akan lebih aman untuk menyerahkan uangnya di perbankan.

Sekalipun tak berkolaborasi dengan bank, kata Aviliani, fintech perlu masuk dalam sebuah ekosistem. Misalnya, bekerja sama dengan platform belanja online (e-commerce).

"Tanpa ekosistem, menurut saya sektor keuangan tidak akan bisa menjadi besar. Jadi biar bagaimanapun, kalau lihat perkembangan, ternyata ujung-ujungnya tetap kolaborasi," pungkas Aviliani.

Baca juga: Ridwan Kamil Mau Bangun Rebana Metropolitan, Apa Itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com