Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Targetkan Beri Pendampingan pada 2 Juta Petani

Kompas.com - 18/11/2020, 15:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menargetkan bisa memberikan pendampingan kepada 2 juta petani hingga tahun 2023, setelah pada tahun ini telah melakukan pendampingan pada 1 juta petani.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan, Franky O Widjaja mengatakan, pendampingan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan peran Kadin semakin ditingkatkan bagi petani dalam negeri.

Adapun pendampingan dilakukan Kadin bersama dengan Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro).

"Kadin bersama PISAgro, siap untuk meningkatkan pendampingan menjadi dua juta petani pada 2023,” ujar Franky dalam sambutannya pada Jakarta Food Security Summit-5 yang digelar Kadin secara virtual, Rabu (18/11/2020).

Baca juga: Persahabatan Erick Thohir dan Ketum Kadin Berawal dari Tawuran

Menurut dia, tantangan terkini dalam sektor pertanian adalah kekuatan rantai pasok dan pemasaran. Oleh sebab itu, pendampingan dilakukan dengan menggunakan skema Inclusive Close Loop.

Skema kemitraan ini diyakini bakal memberikan kesempatan bagi para petani, mulai dari akses bibit unggul dan pupuk, pelatihan praktik pertanian yang baik sekaligus ramah lingkungan (good agriculture practice), akses pendanaan, dan pendidikan.

Selain itu, petani bisa mendapat literasi keuangan, penggunaan teknologi tepat guna, hingga jaminan penyerapan hasil produksi oleh perusahaan pendamping (off-taker) yang berlangsung di bawah naungan koperasi.

Skema ini dinilai telah berhasil diterapkan pada komoditas kelapa sawit, dan kini mulai diikuti oleh komoditas lainnya seperti cabai di wilayah Garut, Jawa Barat,

Menurut dia, para petani yang telah mendapatkan pendampingan mampu meningkatan produktivitas sekitar 40 persen-76 persen dan pendapatan sekitar 50 persen-200 persen, bergantung pada jenis komoditasnya.

"Kadin berharap konsep ini dapat diterapkan untuk jenis komoditas pangan lainnya. Dukungan pemerintah untuk menyepakati model bisnis yang paling sesuai bagi produk pangan unggulan sangatlah penting, agar skala keekonomisan pengembangannya dapat tercapai," kata dia.

Baca juga: Terus Tumbuh Positif, Kadin: Sektor Pertanian Harus Diberi Prioritas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com